Sabtu, 24 September 2011

cerita iseng-iseng buat kawanku JUMADIN awal.


LAONTA SANG TUKANG CUKUR SEJATI

Alhamdulillah tibalah saatnya menyambut pagi hari yang sangat menyegarkan jiwa oleh pancanaran sinar mentari pagi. Pagi itu aku baru pulang dari laut, mencari kepiting untuk buka puasa nanti. Maklum hari ini aku pikir setelah 4 tahun meninggalkan jaring kepiting, tiba-tiba aku merasa rindu untuk kelaut lagi. Sore hari kemarinnya aku udah menyegarkan badan dengan mengajak adikku yang baru duduk di kelas 1 MTsN kelaut memancing ikan.
Pagi itu sangat meriah apalagi ditambah kehadiran salah seorang ahli cukur rambut Kampung, yah maklumlah tukang cukur rambut ini telah terkenal di seantero kampung. Sekali mencukur rambut kita memberinya Cuma 5000 rupiah. Lebih murah, simple, menyenangkan, enak diajak cerita sambil menikmati rambut kita.
Bulan puasa yang bertepatan dengan nuansa agustus-an yang lima hari lagi akan dipringati  kemerdekaan RI, 17 agustus. Semangat patriotik sang tukang cukur ini sangat luar biasa, menggugah perasaanku seolah aku merasa kalah dengan dirinya. Meski secara teori aku mengerti betul tentang semangat patriotic, teori, bahkan sejarah nasionalisme di Indonesia, secara praktekpun kayaknya aku kalah dibanding dirinya yang bukan hanya dari sudut pandang teori tapi sekiranya praktek yang dengan bangganya memperkenalkan bahwa bulan ini adalah bulan Agustus yang setiap warga Negara, siapapun itu tanpa pandang bulu wajib memperingati 17 agustus yang akan berlangsung sekitar 5 hari lagi.
Dengan berpakain ala militer bekas pakaian pensiunan tentara, dipakainya begitu bangga dengan pernak-pernik stiker yang bertuliskan “Indonesiaku”dan “Presidenku”di kantong kanan dan kirinya serta di perhelangan tangan dijahitnya lambang bendera kebangsaan”Merah Putih”. Inilah sang lelaki yang sangat patriotik terhadap Negaranya. Ia dipanggil dengan sebutan nama “LAONTA”.
Dalam mencari pelanggan, berbeda dengan tukang cukur lainnya, jika orang hanya menunggu di tempat kediamannya(salon) namun laonta harus berjalan mengelilingi kampung dari tempat satu ketempat yang lainnya demi mendapatkan sesuap nasi dalam sehari untuk menghidupi istri dan anaknya.
Konon, lelaki yang Lulusan SMEA bau-bau ini, sejak rumahnya mengalami kebakaran dan Ijazahnya terbakar. Ia secara Psikologis mengalami kelainan jiwa. Entah apakah itu benar atau tidak. Tapi penampilannya menandakan seperti itu. Saya sempat berfikir, pantas dia mengalami depresi semacam itu mengingat disitulah tempat tumpuhan harapan serta kasih sayangnya. Ditambah lagi dia memiliki 2 orang anak yang menjadi beban pikirannya, mengingat kelak kedua anaknya ini pasti menganjak dewasa butuh sebuah perjuangan yang penuh untuk menghidupi mereka.
Namun bagi saya secara pribadi, jika memang mengalami musibah yang sangat besar, setidakya dia punya kekuatan psikologi sebagai laki-laki yang mampu menahan berbagai amarah atau mampu mengedalikan diri dengan bersabar, sebab kesabaran itu merupakan kata kunci untuk menuju kegerbang yang baru dalam sebuah kehidupan yang nyata. Ia pasti memikirkan  tentang kelanjutan hidup yang begitu sulit dalam menjalani kehidupan  Dan satu lagi nih yang terpenting, takut kehilangan mendapat pengakuan dalam masyarakat sebab Ijazahnya terbakar.
Sudah menjadi tradisi bangsa Indonesia hampir diseluruh pelosok negeri, bahwa Ijazah memiliki peran penting dalam mencari nafkah hidup dalam hal ini bekerja, tanpa ijazah anda takkan mungkin diakui memiliki sebuah keahlian. Mungkin inilah yang dipikirkan tukuang cukur yang berjiwa Nasionalisme ini. Namun sekalipun sang tukang cukur ini berjiwa nasionalisme dia takkan lagi diakui oleh Negara memiliki ke ahlian, sebab kejujuran dan kejernihan hati di Negara Indonesia tercinta tidak mendapat begitu pengakuan yang mantap dan akan tetap dianggap sampah jalanan yang mondar-mandir kesana-kesitu. Negara, tidak mau ambil pusing kawan jika anda adalah gembel jalanan. Yang jelas ketika sang pemangkas rambut ini menjadi gembel dijalanan, Negara hanya menanggapinya bahwa sang tukang cukur yang tidak memiliki etos kerja yang tinggi, malas dan bahkan menjadi penghalang pembangunan saja.
2 minggu yang lalu, ketika baru saja pulang dari Makassar. Aku melaksanakan shalat jumat secara berjamaah. Maklum. Kali ini secara berjamaah mengingat beberapahari sebelumnya kebencianku terhadap sebagian sesama umat muslim membengkak. Sebab, kebanyakan para Umat Muslim, bagiku mereka tidak pernah memaknai semangat hari jumat itu sendiri.. Dengan tiap minggunya mendengarkan Khutbah pencerahan Imani tetap saja ketika bangsa ini dilanda cagut-marut semangat persatuan itu tidak ada. Hingga  aku putuskan untuk membenci sebagian umat Muslim dan melaksanakan shalat jumat sendirian. Secara  tidak langsung kebanyakan penganut Islam  saat ini menjadikan  agama  sebagai  alat penguasa yakni sebagai Idiologi politik untuk memprtahankan status kuo. Contoh yang paling riil di penguasa di daerahku untuk merekrut hati masyarakat, ia dengan bangganya memberikan bantun kepada Masjib Agung di kampungku sebesar 25 juta agar anaknya dapat terpilih sebagai bupati pada periode selanjutnya sesudah ia sendiri sebagai bupati yang telah habis masa periodenya dan akan lengser dari jabatannya. Padahal, selama ia memimpin daerah cagut marutnya minta ampun, tidak tertata secara baik.  Yang pastinya kekacauan tidak mampu dibahasakan. Namun, pada hari ini aku menyadari semua. Biarlah rakyat seperti ini, kelak pastinya masyarakat akan menyadari akan ketertindasannya serta kebedohannya. Akupun merasa bahwa diriku telalu jauh saat ini serta telalu menganggab hebat,  aku terlalu merasa yang terbaik diantara mereka, aku berpikir bahwa jika aku meninggalkan tetap seperti ini dan tidak ada usaha merubahnya dari dalam, artinya aku telah malalaikan tanggung jawabku sebagai manusia yang mencintai akan kejujuran dan kebenaran.
 Seuasai shalat jum’at aku bertemu dengan salah seorang kawan yang bernama Fachruddin salah seorang Mahasiswa Universitas Haluholeo (UNHALU). Kami duduk bersama di depan teras mesjid  membincangkan tentang keresahan dengan realitas masyarakat yang terjadi hari akhir-akhir ini. Khususya kaum pemuda.
Di awal pembicaraan, kami mengawalinya tentang sebuah peristiwa yang mengandung sebuah tragedi dengan semakin banyaknya anak-anak muda yang semakin asik serta kecanduan dengan minuman keras, seks, ditambah lagi dengan hilangnya minat para pemuda dalam menghargai sebuah kebudayan daerah. Tapi, apakah budaya itu penting? tandasnya. Kenapa tidak penting, jawabku. Bukankah budaya sebagai mata rantai dalam menyambung hidup yang kemudian dari situ tercipta berbagai peradaban manusia yang kelak anak cucu kita akan memberikan tanggapan tentang kedidupan. Sekiranya kalau kita menyadari tentang perjuang para leluhur , jiwa nasionalismenya sangat tinggi, tapi apa yang kita berikan pada para leluhur sekarang, kita membalas perjuangan para leluhur dengan sebuah pendustaan serta kebohongan belaka dengan berpura-pura mengadakan acara-acara yang menyangkut kedaerahan tapi makna dari pada symbol-simbol budaya itu tidak pernah untuk dieksplor serta diiplementasikan dalam realitas social. Pahahal, dalam penalaran logis, symbol-simbol itu tidaklah bertentangan dengan agama meski budaya ini sebelumnya yang telah diwarisi beberapa generasi dibuat berdasarkan pertimbangan kemanusiaan. Dengan begitu dapatlah disimpulkan, jika adat kebudayaan itu dibuat dengan symbol-simbol budaya dengan pertimbangan kemanusiaan maka begitupun agama memunculkan dirinya berdasarkan pertimbangan kemanusiaan. Dengan ini dapatlah dikatakan adat budaya kita dan agama tidaklah bertentangan mengingat pertimbangan kemanusiaan tadi.
Dalam diskusi dengan fachrudin juga kami membahas tentang system pendidikan yang tengah terjadi di daerah kami khususnya di lakudo yang memiliki kamampuan tiap-tiap individu  yang tergolong cerdas.
Lakudo, dalam sebuah sejarah masa silam merupakan sebuah daerah otonom kerajaam kesultaan buton. Keratonnya berdiri di sekitar bukit gunung sebelah timur daya. Dalam sebuah ceritra dikatakan bahwa kerajaan lakudo merupakan salah satu tempat bala pusat para prajurit pertahanan kesultanan buton. Sampai saat ini, peninggalan-peninggalan masih menampakan bentuknya yang indah. Dengan dikelilingi benteng sebagai pembatasan keraton. Dengan relief cagar bebatuan yang unik serta memungkinkan kebenarannya dalam sejarah bahwa ia memiliki ketahanan dalam serangan apapun. Hingga  saat ini masih dihuni oleh beberapa orang  yang masih meneruskan tradisi keraton, meskipun hanya beberapa orang saja.
Jika kembali melirik sejarah perjuangan bangsa Indonesia secara umum dalam menghapus segala penindasan dipulau Indonesia, revolusi pendidikan tergolong mati ketika sitem pendidikan yang ditetarapkan adalah system poloitk etis(politik balas budi). Dalam system ini, dengan kelicikan kaum belanda berhasil menipu beberapa pelajar yang ada diIndonesia, sepanjang politik etis itu berlaku hanya ada tiga jurusan yang diberlakukan dalam system pendidikan yang ada di Indonesia, Yaitu: kesehatan, Tekhnik Mesin,dan pendidikan. Seiring berjalannya system ini ternyata tidak memberikan perubahan bagi bangsa Indonesia sebab tujuan diakdakan system ini hanya bertujuan membantu para colonial  dalam memperlancar penjajahannya di tanah Indonesia. Dengan pada itu, seiring berlalunya waktu, ditengah-tengah diberlakukannya politik etis lahirlah seorang Tokoh yang Bernama Bung Karno dkk. Yang kemudian dengan jiwa semangat nasionalisme beliau berhasil menghengkang kaum penjajah dari bumi kita tercinta, inilah bangsa Indonesia.
Meski telah hengkangnya para penjajah dari tanah tanah air Indonesia, tapi system khususnya dalam hal pendidikan tidak pernah berubah. Perubahan dalam system pendidikan sempat kembali dirumbak, mengngiangat pada zaman soekarno pemerintah paham betul dengan system pendidikan kolonial yang hanya menciptakan pemuda-pemuda yang tidak memiliki sumberdaya. Seirig perubahan politik yang cagut marut antara tahun 1965/66 era pemerintahan yang dikenal dengan Orde baru kembali menghiasi wajah pertiwi . kepemerintahan pada era orde baru diharapkan untuk kemudian  memperbaiki tatanan kondisi. Bahkan sebaliknya Negara semakin ambruk dengan diterapkannya system liberal yang berefek kepada peralihan pendidikan yang diarahkan untuk para setiap mahasiswanya hanya menjadi seorang karyawan bukan menjadi seorang ilmuan, system disiplin nilai yang tinggi dan absensi kembali diberlakukan mengingat para pelajar terlalu banyak mencampuri urusan pemerintah. Yang pastinya, para pelajar memperbaiki nilai  dan berusaha mendapatkan Ijazah dan ijazah inilah yang menjadi alat untuk mencari nafkah, maka jangan heran istilah Plagiat telah merambat dengan  ganas di negeri ini. 
System inilah yang telah menjamur di daerahku. Para pelajar dengan semangat tinggi melanjutkan diberbagai daerah yang jauh dari tempat tinggal asalnya. Hasilnya adalah hanya untuk mencari ijazah agar memperoleh pengakuan dalam masyarakat. Tidak seperti laola yang tanpa mendapat pengakua oleh Negara, karna ijazahnya telah dimakan si jago merah. Para pelajar di kampungku, Dengan alasan yang sangat luhur ingin memperbaiki keadaan daerah, dengan tanpa disadari para pelajar kembali terjebak dalam system pendidikan yang cagut marut, yang mana system pendidikan itu kemudian tidak membentuk karakter dan jiwa Nasionalisme sang pelajar tapi menjadikannya menjadi tenaga-tenaga pengumpul nilai. Kalau saja para sarjana yang ada didaerahku saat ini mau merubah tatanan daerah,  maka tentu perubahan akan segera terasa dengan cepat. Tidak membutuhkan banyak orang , sebab, soekarno hanya butuh 10 orang pemuda kawan, siapa bilang kitapun tidak mampu mengendalikan daerah dengan jumlah lulusan sarjanah yang telah membengkak. Namun kenyataannya, hadirnya para sarjana yang hampir mencapai 200-an di daerahku, malah menjadikan para penduduk merasa terasing dengan keadaan sekitarnya. Para sarjana, dengan bangganya menggandeng gelar yang disandangkan pada namanya, padahal secara tidak langsung mereka telah menghianati perjuangan para leluhur. Ternyata selama empat tahun pergi kuliah di negeri seberang bukan dengan niat mencari ilmu pengetahuan serta memperbaiki tatanan tetapi mencari nilai sebaik-baiknya yang kemudian nilai itu dijadikan sebagai prasarat untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil(menjadi tujuan utama), sekali lagi ia telah lupa menyelamatkan rakyat ketika jaya malah sebaliknya hanya berusaha memperbaiki kehidupan sendiri.  Maka omong kosong berbicara rakyat hari ini, kalau para pelajar kuliah hanya untuk mencari Ijazah, jadi PNS, yang kemudian lupa mau berbuat apa untuk kemajuan daerah. Yang berkembang hanyalah wacana dengan pola bahasa serta gaya bicara yang halus serta sopan namun dibalik itu semua hanya menipu rakyat.


“Biarlah orang menganggab aku miskin serta tidak punya pendidikan yang tinggi hingga tidak memperoleh ijazah serta gelar yang membuat aku dihormati,
Tapi setidaknya aku sadar dengan kenyataan(realitas sosial) saat ini hingga aku merdeka dalam menjalani hidup
 dan mending hidup di rumah gubuk yang sangat kumuh daripada hidup dirumah mewah yang ditindas serta dikendalikan oleh system yang menjadikan kita penjilat dan lupa tentang eksistensi kita sebagai manusia di bumi”

pelajaran yang berharga

Makassar, 31 Oktober 2010
pada hari ini kembali diberikan kekuatan serta keberkahan dalam menempuh kehidupan. Mas adi, salah seorang konsultan Roti diperusahaan kami memberikan sebuah pencerahan yang sangat luar biasa kepada bos ku yang akhir-akhir ini mengalami kepusingan yang sangat luar biasa.,mengingat usaha yang didirikannya mengalami penurunan modal. Semula perusahaan kami mengalami kemajuan yang sangat pesat, dengan jaringan distributor yang kuat. Dimana, distributor ini mempunyai jaringan distrribusi yang kencang di wilayah Sulawesi selatan.
Kegoncangan yang terjadi di perusahaan  kami sebenarnya dapat teratasi dengan maksimal jika saja pimpinan perusahaan memiliki manajemen keuangan yang baik. Keborosan dalam mengelurkan uang yang tidak terkendali menyebabkan perusahaan ini mengalami keburukan financial yang membuat perusahaan terancam. Lebih sebulan sudah perusahaan dibidang roti ini berjalan. Statisnya perputaran modal dalam perusahaan adalah sebuah kegagalan yang harus ditanggung bersama.
5 orang karyawan yang salah satunya aku, selalu berpikir keras dengan berbagai cara demi memajukan perusahaan ini. Bosku yang selalu aku panggil bung ipink selalu akrab denganku dalam berbagai hal. Tapi sayang satu hal kekurangan yang ia miliki yaitu pendirian yang tidak tetap. Sudah sewajibnya dalam sebuah pemimpin mampu mengambil keputusan yang pasti dan tidak bertele-tele. Oh iya kawan, hampir lupa kuperkenalkan teman-teman kerjaku disini. Aku bekerja diperusahaan roti ini sebagai penjaga oven, lina dan kak erni sebagai pembuat adonan, ancu sebagi pembeli bahan  dan yang satu lagi nih yang tak kalah pentingnya untuk dikenal yaitu Virni, ia bertugas dibagian pembungkus/mempres roti.
Pernah sekali waktu, virni dimarahin habis-habisan sama ancu karena kekurangan pembungkus roti. Sedamgkan roti udah pada mau dibungkus,. Yah…….terpaksa virni dikatain bodoh sama ancu. Betapa sakit hati virni dikatain kaya gitu, virni mengeluarkan air mata. Yah maklumlah ancu juga merasa diri sebagai bos disini. Padahal teman-temannya ia digelari dengan istilah “Cikullu”dalam bahasa bugis. Aku juga tidak tahu apa maksud perkataan itu. Tapi kedengarannya agak lucu deh, itu adalah istilah kata”bodoh”dalam bahasa Indonesia. Akupun merasa curiga terhadap dia, abis ia banyak skali maunya dalam bekerja. Padahal udah digaji, masih juga menipu-nipu dalam hal pembelanjaan. Satu contoh nih, ini udah sering terjadi loh…..malah hampir tiap hari dilakukannya. Jika ia disuruh belanja bahan-bahan adonan kue, tak lupa ia diberi harga bensin untuk motor milik fasilitas perusahaan, ternyata ia malah mengisi bensin motornya, betapa licikkan orang seperti ini. Yah,,,,,,,.semoga aja anda tidak termasuk orang-rang hal yang dimikian.
Tapi aku yakin, sejahat-jahatnya orang kelak pasti juga punya kesadaran ingin berubah. Ia pernah bilang sama saya”saya Cuma menunggu waktu aja bung untuk berubah”sambil tertawa kecil-kecil menatapku.

hampir lupa nih lanjutin nasehat mas adi. Mas bilang, hidup itu harus mandiri. Sebab suatu saat pasti kita akan hidup mandiri. Dalam dunia usaha, marilah kita star dari angka 1 sebab angka 1 pasti akan melahirkan angka 2. Dalam dunia usaha mari kita lebih banyak bersyukur manjalni kehidupan dan bertahap dalam membangun usaha. Lain halnya dengan prinsip bosku saat ini. Ia pengen langsung meloncat tinggi tapi ia lupa ia berada dan melayang di udara sewaktu-waktu dapat terjatuh tanpa disadari. Itulah falsafah dalam dunia bisnis, berakit-rakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Semangat hidup untuk berusaha timbul seketika dalam sanubariku. Serasa aku juga pengen membuka usaha mandiri. Kegagalan yang terjadi pada usaha kami hanya terletak pada keborosan bos kami yang terlalu cepat Ingin meningkat tapi ia lupa dan tak pernah memperhitungkan segala sesuatu yang telah ia lalui.
Sebulan penuh aku tidak kekampus, sebab rasa malas dan ketidak percayaan diri selalu menghantuiku. Sifat pengecut yang masih melanda diriku, membuat aku berpikir berpulu-pulu kali dalam manginjakkan kakiku di kampus kesayanganku Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang terletak di jalan alauddin kota Makassar. Kemalasan diriku bukan tanpa alasan, sebab aku merasa bĂȘte’ aja. berbagai kerancuan aku rasakan dalam dunia Institusi. Cara berpikir yang mengajarkan kita seolah anak SD dan SMA yang membuatku berhenti untuk melanjutkan kuliah untuk sementara. Bayangkan kawan, Pukul 7.50 aku harus kekampus dan pulang pada pukul 11 siang. Methodenya sama saja kaya SMA, menghafal setiap pelajaran yang ada, dengan ditambah method yang Mengurangi analisis dan berpikir bebas, tinggal mengikuti mid tambah Final kemudian menunggu nilai keluar. Betapa gerahnya diriku dengan system demikian. Yang lebih membuat aku malas malanjutkan kuliah adalah dalam setiap mengeluarkan pendapat kita mesti mengungkapkan sebuah teori agar seseorang mempercayainya, meskipun pendapat anda rasional. Nah, bukankah itu adalah sebuah pembodohan dalam sebuah Institusi pendidikan yang bernuansa kampus????????????????. Rektorku yang paling aku benci dan aku anggab paling dungu sedunia dalam hidupku, dengan bangganya menulis namanya disebuah buku atas karangan dirinya, tapi selama aku membeli buku-bukunya bagiku tidak ada satupun teori yang ia ungkapkan menurut pikirannya tapi semua isi-isi dalam bukunya terpeta, berisi hasil teori orang yang kemudian tinggal dia uraikan dengan gayanya yang seolah orang menganggabnya hebat, entah apa pikiran orang kenapa ia dianggab hebat padahal dalam benakku tidak sedikitpun aku memasukkannya dalam kategori hebat. Inilah memoar yang terjadi dalam diriku seolah pikiran ini adalah dua pahlawan hebat yang sedang bertarung ingin saling mengalahkan dan saling membunuh satu sama lain.
Sekiranya anda dapat mengerti dengan kegundahan jiwa saya, aku sadari bahwa aku orangnya egois dan sering kelupaan dalam beberapa hal. Semoga dengan kegundahan hatiku ini orang dapat mengerti.
Sore ini aku hanya duduk termenung mimikirkan usaha kami yang lagi krisis keuangan. Selang beberapa menit, tiba-tiba datang bosku mengajak aku jalan disuatu tempat. Tanpa terarah kami pergi. Panasnya terik matahari membuat kami sedikit kegerahan dan langsung mangkir di pusat pembelanjaan. Yah kalau tidak salah nama MAL RATU INDAH. Makassar begitu banyak tempat hiburan, tergantung kesanggupan kantong kita untuk menikmati segala hiburan yang ada di Makassar, maklumlah kota Makassar selalu dijuluki kota dunia. Berbagai tempat hiburan selau mengkocek isi kantong. Sekali singgah aja mungkin mengocek dompet sekitar 100 ribuan lah. Tapi jangan berpikir negative dulu kawan, tergantung dari kebutuhan orang sebanyak apa kebutuhannya. Sesampainya dilantai dua mal ratu indah kami bersama bosku memesan dua gelas es teller. Selepas itu kami menuju studio film menyaksikan film yang berjudul “aku atau dia”. Wah,,,,,,,,,,,,,,,luar biasa serunya kawan. Kami tertawa terbahak-bahak melupakan berbagai permasalahan yang ada untuk sejenak. Ternyata kawan jika kita kebanyakan berpikir itu bisa terancam kesehatan kita, bisa-bisa otak kanan dan kiri kita bisa bertarung mati-matian. Sebab, berpikir tidak butuh sifat keburu-buruan dalam memutuskan segala hal. Kecuali kita dalam keadaan terdesak. Meskipun dalam keadaan terdesak sekalipun dalam memutuskan suatu keputusan namun tanggungan dari pada itu adalah suatu sikap berani.

Harapan Masa depan
Makassar, 1 november 2010
Semalam kami baru pulang dari menyaksikan pertandingan sepak bola antara PSM Makassar dan FC Bontang. Pertandingan itu dimenangkan oleh kesebelasan PSM Makassar dengan skor 1-0. Sebuah pertandingan yang sangat seru sekaligus menegangkan, karena dengan sekali-kali pemain dari FC bontang melakukan penyerangan secara tiba-tiba. Hal inilah yang selalu ditakuti oleh para pemain bola, jika tanpa antisipasi yang cepat pasti akan kebobolan banyak, sebab seringkali para pemain dengan gerakan yang spontan mengejar bola hingga akhirnya belum mencapai bola tiba-tiba kelelahan. Itulah asyiknya permainan bola kawan, harus dengan ekstra hati-hati dalam memainkan strategi permainan.

Berbagai kesibukan aku mulai menjalani di tampat kerjaku ini. Selama 4 tahun menjalani masa kuliah, kini aku tinggalkan sejenak demi membantu teman. Jika datang waktu suntuk aku hanya mengeluarkan sebatang rokok. Orang bilang merokok dapat mengantarkan kita dengan cepat menuju kediaman terkhir(kematian), namun disisi lain ada juga yang mengatakan merokok itu sangat menyenangkan. Yah, setelah aku coba-coba ternyata betul, sengat menyenangkan. Ajaran dari kakekku mengatakan bahwa rokok(tembakau) itu memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat menyembuhkan penyakit maag dan masih banyak lagi kegunaan lainnya. Hanya ada dua ajaran yang diajarkan padaku ketika merokok, pertama jangan merokok pada waktu berjalan dan sementara kerja sebab itu akan memacu jantung anda. Meskipun bukan salah seorang dokter sih kakekku tapi kenyataannya itu benar. Mau coba…???, yah silakan aja, tapi aku sendiri merasakan itu baik. Tidak ada kegiatan yang paling menyenangkan untuk menghilangkan suntuk selain pada merokok(ini menurut aku, jangan ditiru yah……………………………). Setiap hari aku selalu memikirkan masa depanku, sebenarnya aku mau jadi apayah….pikirku. itulah yang selalu menghantui pikiranku. Serasa dunia ini memang sempit dan tak butuh kehadiranku. Sejam sudah kuperas-peras rambutku bagian depan sambil memikirkan jalan keluar. Aku selalu ingat perkataan bapaknya fitrah(suami dari kakakku nurjanah), ia selalu memberiku jalan atau semacam kerangka berpikir dalam menaungi jalan kehidupan, kata-kata itu adalah”hari ini kamu hidup di zamanmu bukan dizaman Aristoteles, Socrates ataupun plato sebab jika kamu tetap tidaklah demikian kamu tidakkan pernah sampai ketahap penciptaan dalam menjelajahi kehidupan tapi akan tetap selalu hidup di zaman penemuan”. Wah……………, kalau aku pikir-pikir ternyata itu betul juga. Aku harus menempuh hidup demikian, ini adalah taktik yang jitu. Bukankah  institusi pendidikan pun seakarang masih demikian, kita semacam seekor monyet yang disuruh berjoget menuruti perintah sang tuan yang di iringi music, tahukah kamu? Apakah monyet itu melakukan karena kebiasaan ataukah karena mereka memiliki akal semacam kita? Ternyata tidak kawan. Seekor monyet tidak memikirkan apa yang dia lakukan, tapi karena factor insting ia dapat melakukan demikian, kemampuan sang monyet adalah merupakan hasil kebiasaan yang dilakukan sehari-hari yang dipraktekkan secara rutin. Bagaimana dengan kita, apakah kita akan terus demikian? Bukankah institusi pendidikan menjadikan kita hanya sebagai karyawan bukan sebagai ilmuan? Kita punya akal kawan, kita mesti mandiri serta tidak tergantung dari suapan orang, kita wajib mengenal karakter kita. Kita memang binatang. Tapi binatang yang berpikir. Sebab kita punya akal untuk kemudian disebut sebagai manusia. Jika tidak menggunakan akal artinya kita bukanlah manusia tapi kita sama dengan monyet. Oh yah, kita lanjut. Bukankah system pendidikan kita semacam itu. Kita tidak pernah menemukan hal-hal yang baru dalam menempuh jenjang pendidikan. Kita hanya disuruh belajar(menghafal mati) apa yang di dalam buku atau semacam catatan yang diberikan oleh dosen. Sebab itulah yang menjadi bahan untuk mendapatkan nilai dan sebagai prasyarat kelulusan. Inilah sampai hari ini aku memutuskan untuk istrahat dalam dunia institusi. Sebab institusi adalah lembaga yang menjadikan manusia turun drajatnya serta mengganti gelar manusia menjadi “pekerja”.
Pada suatu sore, kami saling bercanda beberapa karyawan di tempat kerja. Disitu ada LINA dan VIRNI, mereka mengeluhkan akan nasib mereka yang tidak seperti orang. Meski mereka hanya lulusan SMP TERBUKA, ternyata keduanya memiliki keinginan keras ingin melangkahkan kakinya di bangku kuliah. Tiba-tiba aku balik bertanya,”kenapa kalian tidak lanjutkan sekolah”. Dengan nada agak kecewa mereka pun berkata”kami dilarang sama orang tua kami, sebab dikampung udah banyak sawah, mending mengurus sawah dari pada melanjutkan sekolah”. Menurut anda gimana???????, ayo berikan tanggapannya, apakah anda sepakat dengan orang tua mereka atau tidak. Tapi saya secara pribadi merasa bangga dengan kedua orang tua mereka. Mau tahu alasan saya…., gini loh. Institusi pendidikan mengarahkan kita untuk menjadi pekerja-pekerja yang memiliki title. Sebab orang zaman sekarang bilang jika kita punya gelar dibelakang nama akan membuat kita akan lebih dihormati sama orang. Apakah itu betul………………? Kalau dipikir-pikir jika anda bekerja di DPR atau MPR memilki posisi yang sangat penting anda tidak disebut sebagai pegawai?dalam bahasa kampong(menurut aku)adalah buruh juga sama seperti aku yang kerjanya meng-Oven roti. Virni dan lina terkadang merasa minder dengan teman-teman yang menggunakan seragam sekolah dan lebih-lenih berbicara sama orang yang menggunakan seragam. Sungguh malang yah jika kita punya prinsip seperti dua kawanku ini. Saya hanya menggeleng-geleng kepala aja sambil berkata dalam hati”jika saja kalian tahu kejamnya pendidikan mungkin kalian akan hengkang dan memaki abis dengan system pendidikan sekarang”. Pendidkan itu murni adanya kawan, intinya kita selalu merasa puas dengan yang kita dapatkan. Masalah orang yang belajar sampai keluar negri tapi intinya tardapat pada kepuasan diri. Di dalam negeri kitapun(Indonesia)banyak gudang-gudang pengetahuan, tapi kita malas bereksplorasi dengan pengetahuan yang kita miliki, jangan sampai hanya karena prestise kita menjadi penjelajah pengetahuan yang tak kunjung memberikan kepuasan dalam diri kita. Jujur, jika aku berada pada posisi lina dan Virni sekarang, aku akan berteriak keras sambil melambaikan tangan dengan bangga ke udara dan mengucapkan selamat tinggal kepada penjara Instutusi. 
Om selle, yang punya rumah tempat produksi roti kami, selalu membuatku terinspirasi dengan berbagai saran yang diberikan, meski hanya sepenggal kata-kata tapi sudah cukup memberikan berbagai krangka membangun fondasi kehidupan dalam membentuk karakterku. Ia memang seorang aktifis kawan, dengan gaya bahasa yang jelas aku selalu belajar dari cara ia berkata, jika aku duduk sendiri diteras rumah tiba-tiba ia datang serta mengajakku ngobrol. Banyak hal yang ia ceritakan tentang pengalamannya semenjak menjadi mahasiswa. Di zamannya memang demikian. Sempat ia pernah menceritakan pengalamannya dikejar oleh para intelejen Negara, sepulang dari pertemuan antara mahasiswa. Ia memang telah mencurigai tentang pengejaran terhadap dirinya. Tepat pukul 02.00 dini hari dengan mobil hartop yang telah dicurigai sebelumnya menhantam kendaraan yang ditumpanginya. Om selle terpentang, kemudian menarik sahabatnya untuk berlari dari kejaran mobil hartop. Untunglah ada sekumpulan para lelaki yang sedang asik minum, dengan bantuan para lelaki itu akhirnya pengejaran terhadap om selle dihentikan dan ia dapat bernapas dengan lega. Ternyata kawan, meskipun kelihatannya buruk diluarnya seorang peminum jalanan tapi belum tentu di dalamnya, kita belum mengenalnya, jika memang ingin tahu maka kenallah hatinya jangan fisiknya seseorang. Om selle, adalah seorang aktifis yang mengatakan apa adanya. begiItulah manusia, manusia memang unik. sehebat apapun orang pasti memiliki kelemahan. Namun, terkadang orang tidak memanfaatkan kelemahan yang ia miliki sebagai sebuah anugrah yang menjadi batu loncatan dalam menuju fase kesuksesan. Sebab disitulah orang selalu bagaimana mencari tahu informasi atau taktik-taktik yang kemudian menjadi fondasi pengetahuan.
Dahulu, sejak berumur 10 tahun. Aku telah membantu ayahku menjaring kepiting di laut. Dalam seminggu laut yang ada di daerahku selalu terjadi pasang surut. Pernah suatu ketika perahu(sampan) yang selalu aku gunakan untuk menjaring terperangkap atau kandas terperangkap dengan surutnya air laut. Dengan usiaku yang sangat mudah, aku hanya meminta bantuan yang kuasa agar diberikan kekuatan sambil mendorong perahuku yang kandas. Terkadang juga sih aku sempat mengeluarkan air mata, kenapa aku tidak seperti anak-anak lain bermain dengan bebasnya di tengah kampung. Terkadang aku hanya berdoa di tengah laut pada malam hari. Semoga dengan apa yang kulakukan pada hari ini dapat bermanfaat kelak disuatu saat nanti. Terkadang aku terlambat kesekolah. Aku paling sering dihukum sama guru-guru, bahkan pernah dijemur selama lima jam di lapangan Voli ball.tapi itulah indahnya kehidupan kawan, dengan pujian serta shalawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW tak henti-hentinya aku panjatkan, hasil didikan orang tua serta air mataku yang selalu mengalir diarus laut yang membiru maupun di malam hari menjawab itu semua. Yang pasti prinsip hidup aku adalah “hidup itu indah, kenapa indah ? sebab ia PENUH TEKA-TEKI”.  

Kesalahan besar
Makassar, 5 november 2010.
Pukul 06.00 WITA jarum jam pendek jam menancam dengan tepat. Pagi ini aku kembali memikirkan sejenak tentang diskusi semalam. Meski semalam pekerjaan sangat menguras tenagaku, namun dibalik itu semua ada sebuah pelajaran yang sangat penting tentang dunia atau kehidupan para pembisnis. Semalam Sekitar 22.00 aku diajak sama bosku nongkrong disebuah Warnet milik temannya. Disitulah para pembisnis berkumpul. Dengan dihadiri oleh beberapa pembisnis senior yang telah sukses dalam usahanya. Dengan diselingi bercanda sesekali kemudian ketika masuk dalam tahap inti pertemuan yakni mebahas tentang kiat-kiat mengkredit modal di bank. Bosku sangat antusias menyimak pemaparan yang disampaikan oleh pembisnis senior ini. Berbagai segala kegundahan, suntuk, bahkan kegagalan yang berkali-kali telah mereka lalui. Kawan, hanya ada satu jawaban akan semua itu,”jangan menunda sesuatu jika terdapat ide cemerlang dan kunakan keberanian untuk menyusun segala taktiknya”. Permasalahan yang dihadapi oleh bosku ternyata baru aku ketahui disini, ia memilki banyak utang dimana-mana sebelum ia memulai usaha ini. Tapi iapun menyadari kekurangannya selama ini. Sikap borosnya telah mulai ia sadari. Kali ini tidaklah main-main. Ia berusaha mencari modal kesana kemari demi mendapatkan sebuah mesin pengembang roti yang memilki kapasitas besar dalam memproduksi serta mixernya. Ia berniat mengembalikan kehormatan dan bisa mengangkat kembali wajahnya di depan saudara-saudaranya. Emang sih wajar-wajar aja. Mengingat sekitar dua minggu yang lalu ayahnya memberikan modal usaha untuk membengun industri rotinya ini lebih besar, kalau tidak salah sekitar 10.000.000, 00. Wah lumayan besar tuh modal yang diberikan ayahnya. Tapi kesalahan yang terbesar yang dilakukan bosku adalah ia menggunakan uang itu untuk menghiasi Mobilnya agar terasa keren di mata teman-temannya. Nah, andapun pasti kecewakan dengan perlakuan bosku. Perjanjian pertama dengan orang tua untuk modal kerja membeli sebuah oven besar, namun pada kenyataannya adalah diluar dugaan. Hingga saat ini bosku mendapat ejekan yang sadis dan dia tidak ditegur. Makanya bosku berusaha keras sekarang untuk mengembalikan wajahnya yang selalu tertunduk menjadi tegalk kembali dihadapan para saudara-saudaranya lebih-lebih pada orang tuanya.
Sekitar 3 hari yang lalu  ia mengajakku untuk bertemu dengan salah seorang temannhya. Ternyata temannya itu salah seorang udztad. Wah, bosku lantas jujur, ia pengen dirukiah agar rasa kepusingannya hilang.tapi asal tahu aja, kita memang butuh berkunjung kerumah udztad berkali-kali, namun jika tidak ada kesadaran akan berubah atau memperbaiki diri berawal dari kepribadian masing-masing, kapan…………………akan terjadi perubahan, ini bukan meremehkan loh. Tapi berusaha ingin mandiri dan menemukan jati diri ayang sebenarnya, bahwa kita mewmang hidup dan ada di dunia ini.
Kawan, jika anda pernah membaca buku karya andrea hirata, pasti akan teringat dengan beberapa novelnya yang sangat best seller, sebut saja lascar pelangi, sang pemimpi, Anderson,dan maryamah karpov. Novel-nonel karya bang andre(maklum, panggilan pengagumku sama dia) membuat aku sangat terinspirasi dalam menata kehidupan. Ia memberiku energi. ia adalah guru yang memberiku cara membingkai jendela kehidupan. sebagai manusia biasa, ia tak luput dari pada kritikan serta saran mengenai buku-bukunya. Namun kritikan itu sangat luar biasa. Novel kang andre, membuatku teringat tentang perjuanganku saat kecil walaupun tidak sehebat pengalaman kang andre sampai ke eropa. Aku hanya berkelana dalam negeri, meski hanya dalam negeri tapi tidak jauh bedalah dengan diseberang sana, palingan yang membedakan antara eropa dan daerahku adalah suasananya. Namun itulah masa lalu, dan akan tetap menjadi lembaran sejarah yang tak pernah tertancam dilembaran publik, tetapi akan selalu terkenang oleh bumi,air serta unsur yang lainnya. Bahwa mereka pernah menjadi sahabatku di kampung.
Menjadi pemanggang roti adalah sebuah pengalaman baru yang unik bagiku, ini adalah pekerjaanku dan ini adalah hidupku untuk saat ini. Aku selalu mencintai pekerjaanku, aku berusaha menjadi seorang professional dalam bekerja,.
Keinginan orang tuaku kelak agar aku menjadi sarjana agaknya agak tertunda, bagiku pengalaman adalah pengetahuan yang sangat berharga. Kita mungkin dapat mengetahui berbagai teori pengetahuan dari kampus. Namun praktek dilapangan sungguh berbeda. Mas adi(konsultan pada perusahaan roti kami) pernah mengajariku”belajar dan bekerja”memiliki perbedaan yang sangat menipis. Belajar membutuhkan tenaga kesesuaian antara otak kira dan kanan sedangakan bekerja selain memeras otak harus disuplai sedikit tenaga dalam bekerja dan kelincahan gerak tangan dalam memainkan peran kita sebagai pekerja. Diperusahaan roti ini Aku paling merasakan akan hal itu.
Dulu sewaktu aku masih sibuk kuliah aku disibukkan dengan membuat makalah dan mempersentasikannya di hadapan teman-teman namun. sekarang dikesibukan baruku ini aku harus mempercepat gerak tangan serta teliti dalam setiap pekerjaanku. dari pukul 06.00 pagi aku harus mempersiapkan segalanya, mulai dari membersihkan oven, lemari penngembang roti kemudian sekitar 21.00 aku harus mengantar roti. Nah, sungguh melelahkan bukan. Meski terasa lelah, aku tetap mengatakan bisa!!!!! Dengan pekerjaanku. pernah aku mengantar roti sekitar pukul 21.45, jalan untuk menuju ke distributor agak gelap serta jalanannya berlubang-lubang belum diperbaiki. Kalau turun hujan, jalanan disitu sangat pecek dan terendam air. Dipertengahan jalan aku dihadang sama anjing berbulu putih dengan ekor yang sangat panjang. Wah, aku berhenti sejenak. Berpikir matang-matang, apakah aku tetap melanjutkan perjalanan atau memilih pulang melepaskan tanggung jawabku. Aku berdoa kepada Tuhan yang maha kuasa dengan segala yang dimilikinya agar aku tetap terjaga selama aktifitas yang aku lalui. Dengan niat yang mantap aku melanjutkan perjalanan, ketika kendaraanku mendekati anjing, tiba-tiba ia menggonggong dengan besar. Aku langsung menancapkan gas. Semua lobang-lobang kecil yang digenangi air aku jalanai saja. Tanpa memikirkan kerusakan pada kendaraanku. Aku yakin, tidak akan terjadi apa-apa pada kendaraanku. Sepeda motor buatan jepang ini sangat bersahabat denganku. Karna sering aku menggunakannya, serasa ia telah mengenaliku dan perasaanku begitupun diriku, aku sangat memahami perasaannya. Oh motorku, ayo kita lanjutkan perjalanan. Lupakan anjing itu, biarkan ia berlalu. Mari kita lewati jalan yang penuh genangan air ini. Ayo kita selesaikan tugas.

Pagi yang menyenangkan.
Makassar, 6 november 2010 tepatnya pada hari sabtu, dipenghujung minggu kali ini cuaca kota Makassar diliputi hgerimis-gerimis hujan. Seperti hari biasa, aku bangun di pagi hari tepat pukul 05.45 WITA. Sambil mengisap sebatang rokok “class mild” sebatang. Hari ini pikiranku terasa berat memikirkan kekasihku yang lewat telponnya semalam. Namanya astuti biasa aku panggil tuti. Ia pengen berubah dirinya. Maksudku, ia pengen merubah kehidupannya yang silam yang penuh dengan dosa serta pengharapan maaf dari tuhan menjadi pribadi yang mulia. Sebab iapun menyadari semua perbuatan yang telah kami lakukan selama ini. Ketika ia mengatakan hal itu melalui telpon aku sendiri merasa heran dan agak berat menerimanya.ia pengen menutup semua auratnya dengan menggunakan jilbab besar, bukan maksud untuk menolak, tapi aku memikirkan penilaian orang terhadapnya. Jujur, aku orangnya tidak pengen diketahui gimana aku sebenarnya. Aku berpikir biarlah orang selama ini menganggabku karakterku buruk, aku tak mengharapkan penilaian “muslim” oleh orang lain terhadap diriku. Kekasihku yang imut ini merubah penampilannya atas bujukan kata hatinya. Dengan pertimbangan ini, aku hanya menyerahkan sepenuhnya kepadanya. Entah dia mau berbuat apa, yang jelas mulai sekarang aku tidak mau memikirkannya lagi. So jujur aku paling anti terhadap penampilan yang membuat pemikiranku terganggu, apalagi ini hal sacral. Kekasihku ini hanya menangis ketika aku tidak sepakat.
Sepenuhnya aku trauma akan yang satu ini”menangis”. Term itu aku paling benci. Membuat aku selalu teringat akan masa laluku dengan orang yang pertama singgah dalam hatiku, namanya MUliati, E. kami pertama jadian ketika kami masih SMA. Awalnya aku sendiri tidak pernah serius menjalin hubungan dengannya, sebab aku berpikir tidak akan mungkin akan serius. Selama 3 tahun aku menjalin hubungan dengannya tiba-tiba aku mulai merasakan getaran cinta yang serius, sewaktu pelulusan, kami berjanji untuk ketemu lagi. Sebab, aku berencana melanjutkan studiku di Makassar sedangkan ia tidak melanjutkan studinya.hal yang mewmbuatku akan selalu teringat pada dirinya, ketika pagi itu aku hendak mau berangkat ke Makassar, aku sengaja lewat dikolong rumahnya mengharap ia menengokku biar sedetik aja. Aku diantar sama orang tua serta adik-adikku. Aku terus memikirkan dia. Aku berharap sekali aja ia tersenyum sebelum aku ke makassar. Namun ketika aku lewat dikolom rumahnya, ia tak muncul. Betapa sedihnya hatiku ini. Berjarak 15 meter dari halaman rumahnya. Tiba-tiba ia menengok dengan senyuman manis terhadapku. Hatiku pengen sekali memeluknya sebelum pergi, tapi tidak mampu kulakukan. Dia melambaikan tangan kanannya serta memanggilku. “Tapi aku tidak bisa MUL”suara hati berbisik. Aku harap dilibur yang panjang tahun depan kita dapat bertemu lagi. Mungkin sesampainya aku di Makassar, tidak akan mungkin teringat orang lain selain dirimu, engkau gadis yang paling imut sedunia, paling manis sepanjang pengalamanku menatap berbagai gadis di dunia, serta paling santun dalam menjaga tata krama. Di hari itupun aku berjanji pada diriku”aku tidak akan pernah mengeluarkan setetes airpun dari kedua bola matamu” sebab aku sangat mencintai bola matamu, engkau pemilik bola mata sang bidadari yang sengaja diutus tuhan ke bumi untuk aku yang memilikinya. Inilah, yang selalu membuatku teringat akan kenanganku padanya.selama setahun setahun sudah aku tidak berhubungan dengan muli, sebab aku sibuk kuliah ternyata ia juga telah di jodohkan dengan pria yang ia belum kenal sebelumnya, sama orang tuanya. Muli merasa depresi dengan hal ini. Ia berpikir keras bagaimana mengatasi ini semua. Ia menghubungiku, tapi aku sangat sibuk dengan kuliah, setelah aku mendengar kabar dari temannya, aku memutuskan untuk pulang kampung menemui dirinya. Sesampainya dikampung. Pas dimalam kami pertama jadian, yaitu malam jumat. Aku mengajaknya disuatu tempat yang asyik untuk cerita. Wah, betapa bercahaya wajahnya kekasiku ini, pikirku. Selama setahun aku meninggalkannya dan sekarang orang mau merebutnya disaat ini pula cintaku menggebu-gebu. Kami berbicara empat mata, langsung kepada pokok persoalan. Dengan agak malu-malu terhadapku ia mengatakan semua isi perasaannya selama ini yang belum sempat ia katakana padaku. Iapun menggerakkan bibirnya yang manis“ihsan jujur, aku paling sayang sekali sama kamu. Aku tidak berniat berniat untuk hianati kamu, ayahku menjodojhkanku dengan orang lain tanpa sepengetahuanku. Beberapa bulan ini, cowok itu selalu mengirimiku uang untuk keperluanku sehari-hari, tapi aku belum menggunakan uang itu sampai sekarang, menunggu keputusan darimu ”. kemudian aku berkata padanya”kamu tidak berhak menahan kemauan ayahmu, kalau kamu terima putusan ini maka terimalah, mengingat diriku masih kuliah, butuh waktu lama untuk melakukan hal yanhg sama seperti ini, dan jangan pernah tolak pemberian dari cowok itu, bahagiakan dia. Terimah kasih mul, karena selama ini kamu mencintai aku sebesar itu, jika suatu saat nanti kamu bahagia bersamanya maka itulah tujuan hidupku aku merelakanmu, sebab untuk saat ini aku belum bisa berjanji akan kebahagiaan terhadapmu”. Selepas itu aku memegang tangannya untuk yang terakhir kali. Dan memohon pamit kepadanya.
Setibanya di rumah, aku hanya diam seribu bahasa. Serasa tidak terjadi apa-apa terhadapku, biarlah di malam jumat ini menjadi kenangan yang pernah mampir dalam drama kehidupanku sebab di malam jumat pula kita pertama jadian dimalam jumat pula kita berpisah.
Namun itulah masa lalu dan takkan pernah untuk kembali. Di pagi ini semua permasalahan aku pikirkan kembali. Aku menghilangkan semua rasa kepusinganku. Ditemanin sebatang rokok, aku kemudian lama memutuskan. Bahwa biarlah setiap orang menikmati kebebasannya, selama memiliki efek yang baik terhadap kita, setelah aku pikir-pikir tentang keputusan tuti, aku mulai menerimanya. Dan aku anggap inilah waktu pagi yang terindah, di rumah perusahaan roti milik bosku.
Sang wanita penghibur
Makassar, 7 november 2010.
Seperti biasa, aku duduk bersantai di depan rumah. Semalam aku diajak oleh keluarga bosku mengelilingi kota Makassar, kami mengunjungi club malam. Beberapa tempat kami singgahi, samapailah disuatu tempat yang membuat kami nyaman untuk menikmati malam minggu. Nama tempatnya “bar nusa dua” yang berhadapan dengan pelabuhan tempat keluar masuk barang. Disitu terdapat berbagai fasilitas hiburan yang sungguh luar biasa. Di dalam hanya disinari berbagai sinaran lampu kedap kedip barwarna kilauan. Kursi diatur berhadapan kedepan menggunakan kuri sofa berwarna abu-abu, begitu empuk serta nayaman. Hanya berjarak sekitar lima meter Persis dihadapan kami berjejeran wanita-wanita cantik yang menggunakan gaun setali yang siap dipakai hanya dengan membayar 150.000, 00. Tak lama kami duduk, tiba-tiba datanglah seorang pelayan club menawarkan beberapa minuman. Kami memesan “bir bali dua” yang kadar alkoholnya rendah sesuai situasi disitu. Saya dan bosku(bung ipink) hanya memesan dua botol minuman kaleng yang non alkohol. Temanku disamping yang bernama ancu menawarkan aku minum segelas bir, wah,,,,,,,aku hanya menggeleng-geleng kepala. Hanya ku mengeluarkan alasan yang seolah-oleh terbiasa bahwa aku peminum berat.”bung, sory…., aku udah berhenti minum kaya ginian”. Kayanya efektif juga alasanku, ternyata kawanku ini mengerti maksudku. Sambil memainkan sebatang rokok seolah-olah aku sering ditempat ginian aku memandangi sederetan wanita cantik serta seksi persis di depanku. Kawan, mengenai wanita-wanita club malam ini pernah sekitar dua tahunan yang lalu aku pernah bertanya-tanya seputar kehidupan mereka. Namun sebelum aku lanjutkan ada baiknya aku akan menceritakan sedikit pengalaman seorang wartawan senior yang ketika itu lagi membawakan sebuah materi tentang jurnalistikyang pernah ditugasi untuk mengetahui seluk beluk kehidupan mereka.  Pernah ia ditugasi untuk mewawancara seorang wanita di kota deli, pada waktu itu wartawan senior ini sedang membawakan materi tentang kuliah jurnalistik dalam sebuah acara yang diadakan oleh organisasi ekstra kampus ku di sebuah hotel yang bertepat di bagian timur kota Makassar. Disela-sela penutupan, ia menceritakan pengalamannya yang terhitung unik selama ia menjadi seorang wartawan. Anda tahu “Kota Deli”,tuturnya. Kemudian dengan semangat ia melanjutkan ceritanya. “””Di sana ada sebuah club malam yang memiliki jaringan Trafficking internasional.  Pada sebuah kesempatan aku mencoba masuk kedalam kamar  seorang wanita hanya dengan membayar 100.000, 00. Di dalam ukuran kamarnya hanya 2x3, cukup untuk berdua. Sesampainya di dalam, wanita itu membuka seluruh pakaiannya, kemudian sang wartawan kaget.”eh………….,ngapain ? sambil berusaha menyembunyikan identitasnya sebagai wartawan. wanita itu menjawab”bukankah setiap pria yang masuk disini tujuannya menikmati tubuh seorang wanita”,. wartawan itu kemudian menanggapi pertanyaannya”itu memang yang lain, aku bukanlah seperti itu”. kemudian wanita itu tiba-tiba berdiri  mengambil sesuatu di dalam lemari, tiba-tiba ada sesuatu yang terjatuh di lantai. tanpa sengaja tiba-tiba wartawan senior ini melihat sebuah kitap yang sejujurnya tak pantas keberadaannya disitu. kitab apakah itu? Ia sangat sacral bro……….eh ternyata kitap “Al-Quran yang 30 juz”. Anehkan, lantas wanita itu langsung memerah wajahnya serta tingkah yang tak percaya diri.”maaf mba, kenapa ada Al-Quran disini?”Tanya wartawan itu. Yah untuk dibacalah mas, masa dibiarin. Trus kapan kamu punya waktu membacanya?. Ya selepas “main” mas(Maksudnya”…………………………….”). wah, jadi ketika selesai “main” kamu langsung membaca al-Quran. Yah, begitulah mas. Apakah kamu tidak takut dosa?. Aku hanya pasrah aja mas sama yang di Atas. Terus, kenapa kamu memilih kerja kaya ginian. Dengan sedikit tertunduk sambil menggunakan gaun yang semula ia kenakan tiba-tiba  airmata menetes membasahi pipi yang memerah merona, wanita itu menjawab : sebelumnya aku tidak punya niat bekerja ditempat kaya ginian, aku hanya korban “Trafficking” yang dijanjikan pekerjaan yang layak bukan seperti ini, pas setibanya di deli aku dan beberapa teman-teman sebaya ditempatkan disebuah asrama. Kami menunggu beberapa hari tang kabar dari yang membawakami kesini tentang pekerjaan yang dijanjikan sebelumnya. Ketika suatu malam, aku diajak disuatu hotel berbintang untuk menemui bos yang akan mempekerjakanku. Setibanya di kamar 406 aku disuruh duluan masuk ke kamar. Tanpa memikirkan maksud yang lain, akupun masuk dengan perasaan semangat ditambah menggunakan gaun yang membuat aku belum terbiasa mengenakannya. Dengan rok mini diatas lutut membuat aku tak tahu apa maksud aku menggunakannya. Mungkin saja ini adalah awal yang mulus unutk menarik hati sang bos agar mau menerima aku sebagai karyawannya. Pas setibanya di dalam aku duduk disebuah sofa yang empuk serta panjang berlengan dua. Selang beberapa menit, bergetar suara pintu yang menandakan pintu terkunci rapat, sekali lagi aku tidak curiga. Datanglah seorang lelaki gendut yang kira-kira berusia 45 tahun usianya lebih tua 28 tahun denganku dengan senuym yang menawan duduk disebelah kanan aku sekitar 1 cm jaraknya dengan aku. Aku mulai curiga dengan dengan orang yang dekat dengan aku sekarang. Aku mulai bertanya,”pak, aku diterima di perusahaan bapak?” dia malah membalas pertanyaanku dengan senyuman. Aku semakin bingung dengan perlakuaannya. Dengan menatapku tajam, tanpa basah basih ia mulai merebahkan aku dikursi sofa. Seketika itu aku langsung membrontak, menendang dada bapak itu. Aku berlari menuju arah pintu, ternyata harapanku sia-sia, pintu telah terkunci rapat. Kemudian aku berlari menuju kejendela yang ditutupi horden hijau. Aku berharap inilah jalan keluar, kusadari ku telah tertipu. Ternyata aku tidak dikerjakan pada sebuah perusahaan melainkan dijadikan wanita hiburan. Keringat dingin membanjiri kulitku. Dengan menarik horden hijau yang menutupi jendela ternyata aku berada pada lantai sebelas serta jendelapun terkunci rapat. Denyut jantungku berdetak dengan cepat tak mampu kuatur alur nafasku, sebab aku telah lelah dan 70 persen tenagaku telah terkuras berusaha menyelamatkan diri. Aku duduk terpaku melipat tangan menutupi tubuhku dengan kedua lenganku, aku hanya bisa mengeluarkan air mata penyesalan yang sangat mendalam. Lelaki yang berada di kamar itu, mendekat memegang kedua belai tanganku kemudian menggendongku menuju ke ranjang. Disitulah aku mulai tak sadarkan diri, hanya bisa pasrah meratapi kota yang begitu kejam dan tak ada gunanya untuk disesali semua telah terjadi.
Sungguh sangat mengharukan serta membuka hati kami saat itu, ketika seorang wartawan senior ini menceritakan pengalamannya. Aku pun mulai menyadari serta membaca realitas hidup. Sekiranya kita mampu mengubah ataupun mengembalikan waktu, akankah itu akan terjadi. Yang pasti marilah kita lebih berhati-hati lagi dalam setiap situasi apapun itu. Sebab kejadian bisa datang kapan saja.
Malam yang penuh kemilauan kedipan lampu yang berwarna warni menghiasi sewluruh pojok-pojok ruangan, aku bersama keluarga bosku hanya meratapi gadis-gadis manis yang siap dibayar untuk dipakai kapan saja, meraka diatur bagaikan pedagang pasar buah, dijejer yang kemudian para tamu hanya menunjuk menyatakan siap wanita itu dibayar kemudian bisa diajak “main”.  hampir aku terjebak dalam situasi hitam seperti ini. Sebab dua tahun lalu aku sering diajak sama teman sekampungku untuk menemaninya minum.aku selalu mendapat hikmah setiap kali menemaninya, Allah SWT ternyata selalu melindunigku. Tidak mampu aku berbuat apa-apa terhadap perempuan-perempuan ini didepanku, melainkan hanya sedih serta memikirkan kejamnya kehidupan. Aku hanya bertanya mengapa mereka mau bekerja ginian. Hanya beberapa jawaban yang diberikan, yakni korban trafficking dan adapula yang kecewa terhadap mantan kekasihnya akibat diputusin. Inilah realitas hiburan malam.uang yang berjuta-juta bahkan bermiliaran tidak terasa mengalir dengan derasnya.nanti ketika keluar dari tempat diskotik dan duduk menyendiri sesampainya di rumah baru tersadari kecorobohan kita.
Kasian yang telah menjadi koban trafficking, mereka tidak sebabas dahulu ketika sebelum menjadi korban, sekarangpun untuk keluar mereka dengan ekstra hati-hati dalam menggiring kakinya di tanah bebas, sebab masyarakata selalu mencela bahkan merendahkan martabat kemanusiaan mereka, tanpa mengetahui sebab-sebab mereka kerja ditempat hiburan malam.
Di malam itu, aku menyaksikan bosku menikmati hiburan malam. Sambil melihat para wanita-wanita yang terus merapikan gaunnya. Aku sendiri merasa gerah ingin keluar dan berteriak menyampaikan kebencian pada mala mini serta terkhusus kepada orang yang telah menjerat para wanita-wanita yang tadinya suci.
Se-jam sudah berada dalam diskotik,setelah botol minuman habis diminum. kami bergegas pulang , tapi sebeliumnya kami singgah disebuah warung coto. Yang namanya coto Makassar pastilah tiada tertandingi kelezatannya. Sangant menggiur lidah.he..he..he..,
Sesampainya di rumah, semua udah para ngantuk. Jarum jam pendek menunjuk di angka 2. Pelipis mulai menutupi kedua bola mataku dalam hati mangucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya terhadap anugrah ilahi hari ini dan menutupnya dengan penuh hikmah.

Memikirkan masa depan.
Dilain waktu, tiba-tiba aku merasa bosan dengan keadaan disekitarku. Gairah hidup menurun sebab pikiran terganggu seakan hidupku terkantung-kantung. Hari ini aku memikirkan masa depanku, setelah beranjak 22 tahun tepat hari ini, akupun mulai menyadari. Saatnya kita mesti maraih apa yang kita inginkan, meski tak seratus persen harapan itu terwujud pada hari ini, namun harapan untuk berubah pasti ada, sambil aku memegang buku yanhg judulnya”berpikir kritis 2” yang dibeli sama bosku di semarang. Sesampainya dihalaman 127 pada lembaran itu dikarakan pada sebuah pragraf pendek yang hanya berbaris tiga tertulis”mimpi serat masalah adalah dua hal yang sangat berbeda, jika bermimpi adalah khayalan belaka sedangkan masalah bukanlah khayalan melain kan nyata adanya ”. luar biasa kalimat ini. Yang tadinya aku malas melakukan sesuatu tiba-tiba aku mulai meraba-raba rambutku. Ternyata benar juga yah kalimat ini. Trernyata aku tidak mampu meninggalkan sebuah permasalahan kita harus melawannya dengan sekuat tenaga. Ibarat sebuah kapal besar yang tengah sandar dipelabuhan, ketika hendak meninggalkan pelabuhan dengan menggunakan kapasitas mesin yang kuat dihidupkan untuk menggoyangkan kapal, setelah kapal berjalan ditengah lautan ia mulai berjalan dengan sendirinya tanpa butuh kekuatan mesin yang begitu kuat. Sebab kapal telah berjalan dengan sendirinya hanya butuh sdikit tambahan tenaga pada mesin. Ternyata begitupun demikian dalam membangun semangat hidup, kita butuh sebuah kesiapan serta kekuatan penuh pada awalnya, namun setelah itu kitapun dapat menikmati hasilnya, perubahan yang sempurna ada didepan.
Jika anda sering membaca buku-buku semacam kisah perjalanan sukses seseorang, pastilah diawali dengan sebuah kemauan keras. Andrea hirata pun dekian, dalam bukunya selalu ia goreskan berbagai kesedihan serta kemauan yang keras ingin berubah. Dan masih banyak para orang-orang sukses yang mengalami demikian, mereka star dari titik 1 lalu 9. Titik ke -9 adalah lambang kebijaksanaan hidup. Ayahku sendiri ketika se-usia 15 tahun, jarak antara sekolah dan rumahnya sekitar 25 km ia harus berjalan kaki sebab dahulu tidak ada kendaraan darat yang bisa digunalkan untuk kesekolah, namun dengan perjuangan yang kokoh serta cita-cita yang selalu membara dalam dada, iapun dapat menikmatinya dengan indah, alhasil meski hanya kepala sekolah madrasah yang menjadi profesinya sekarang namun semua penuh dengan hikmah serta kemauan yang jeras tak pernah mengenal putus asa dan menikmati pekerjaannya.
Ayahku pernah berkata, masa depan itu penting, apa yang kita lakukan hari ini akan menjadi kritikan kehidupan masa depan, baik atau buruknya kitalah yang menentukan. Ia bercerita, pernah sepulang jam sekolah harus membelah malam yang begitu gelap serta hawa malam yang paling melekat di badan. Jangan pernah kita merasa ragu dengan kebaikan yang kita lakukan sekarang tuhan pasti membalas perjuangan kita sekarang dengan lebih baik dimasa yang akan datang.
Begitulah kisah perjalanan ayahyku ketika itu. Hari inipun aku berpikir tentang masa depanku. Apakah aku mampu membela zaman, apa yang aku gunakan untuk membela zaman. Kehidupan ini unik kawan. Dan “jangan pernah mengelu, sebab mengelu adalah tanda kelemahan jiwa”begitulah kata bung karno dalam sebuah pidatonya yang sangat mendebar-debar. Yang pasti bung Karno adalah pahlawan revolusi Indonesia.

Kota metropolitan.
Makassar dengan symbol “menuju kota dunia” sedikit lagi mencapai puncaknya, dengan semakin banyaknya Investor yang ada. Baik itu investor asing maupun local, telah membuka cara berpikir masyarakatnya. Kini dengan kehidupan yang modern mendorong masyakat untuk merubah pola pikirnya, bahkan uang adalah segalanya mulai menjngki di kota ini. Mulai dari buang air kecil bahkan sampai parkr motor sekalipun harus menggunakan uang. Menggunakan berbagai fasilitas modern memang sangat menyenangkan, tapi sekali lagi dapatkah masyarakat yang pendapatanya pas-pasan bisa menikmati itu semua. Hanya yang memilki pendapatan diatas rata-rata yang bisa menikmati itu, itupun tidak berlangsung lama, sebab uang telah membatasi itu semua, sekaya apapun orang pastilah sangat berhati-hati menggunakan hartanya. Disatu sisi kita sangat menikmati tekhnologi namun disisi lain kita terasa terbatasi dan menderita akan itu semua.
Dalam suatu malam, aku mengantar orderan roti milik perusahaan kami. Distributor itu memiliki kehidupan yang serba pas-pasan, namun disisi lain aku merasakan kehidupan yang bebas serta suasana yang nyaman. Ternyata kebahagiaan selalu menyilimuti mereka. Meski jarak rumah mereka 500 meter dari perkotaan yang ditambah jalan menuju kerumahnya penuh dengan jalan-jalan yang bolong serta basah terkena air hujan namun semangat mereka menjual roti ditiap pondok tetap ada dan selalu tersenyum. Seolah-olah hidup yang pas-pasan tidak menyelimuti kehidupan mereka. Anak-anak mereka selalu terlihat senyum serta menyantap makanan dengan enaknya tanpa dibatasi. Hidup adalah perjuangan. Dikota yang penuh dengan keganasan, hidup adalah perlombaan. Kenikmatan hanya dinikmati sesaat sebab hidup bisa terancam kapan saja.
Jalan kota Makassar dihiasi dengan lampu yang begitu terang, jika anda ingin berlibur ke makassar, maka janganlah lupa untuk menikmati suasana jalan Play Over kota Makassar pada malam hari, kemudian trans studio, tanjung bunga, pantai losasri, tanjung bayam, serta masih banyak tempat hiburan, namun sekali lagi, itu semua adalah milik para pembisnis yang menanamkan modalnya di kota Makassar, dan sekali lagi hanya dengan uang anda dapat menikmati itu semua. Pada siang hari anda akan diperlihatkan dengan kepadatan serta kemacetan kendaraan yang luar biasa. Ketika anda mengendarai mobil maka bersabarlah berkendara, bagi yang menggunakan motor, harus lebih ekstra berhati-hati lagi, seringkali ketika anda lihai dalam berkendara tiba-tiba kendaraan yang lain menyambar anda dadi arah belakang, kemungkinan anda akan terjungkil balik menikmati indahnya tergores kulit aspal. Kemudian Dengan banyaknya berbagai pusat perbelanjaan memudahkan anda dalam berbelanja kawan. Pertama kali aku berkunjung di pusat perbelanjaan, namanya MAL RATU INDAH, pusat perbelanjaan yang sangat modern dengan letak yang sangat strategis persis ditengah kota ditambah lagi dengan keindahan panorama gedung Hotel Sahid menambah kelengkapan keindahan kota Makassar, bentuk atap yang bergaya kubah masjid. Aku sih mengira gedung ini sebagai mesjid, setelah masuk kedalamnya ternyata ini adalah pusat perbelanjaan. Yang menjadi ciri khas MAL ini adalah pintunya yang membuka serta menutup sendiri, menjadi cirri khas tersendiri dibanding mal-mal yang lainnya. Wah, luar biasa juga yah. Di dalamnya terdiri pusat pembelanjaan yang memilki jenjang harga sesuai kebutuhan, jika anda suntuk maka naiklah ke lantai paling atas, disitu ada sebuah bioskop yang nyaman untuk dinikmati, jika anda pecinta buku maka datanglah ke gramedia letaknya bagian belakang lantai 2, buku-buku yang disajikan tergolong lengkap. Aku sering berkunjung di tempat ini. Pengalaman yang aku ingat, ketika pertama kali aku berkunjung di tempat ini, aku menatap security-nya dengan tajam, ia pun balik menatapku dengan tajam. Aku merasa agak sedikit ketakutan, padahal aku masih berada di luarnya, hatiku berkata”mungkin dilarang nih lihat-lihat buku dari luar”, aku kemudian masuk kedalam. Dengan gaya berpura-pura telah biasa berkunjung, dengan penuh percaya diri aku masuk kedalam. Aku membaca sebuah buku biografi tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh di dunia karena kecerdasannya.aku masih tetap gemetaran, sebab aku berpikiran lain, aku melihat setiap orang yang keluar pasti ada yang membeli, wah,,pikirku “ pasti disini wajib membeli nih”, dengan uang yang masih tersisa dikantong, terpaksa aku membeli sebuah buku saku dengan harga yang paling murah, takut nanti aku dimarahi ataupun dikatakan kampungan. Dengan membeli sebuah buku saku, perasaanku terasa tenang. lama aku merasakan seperti ini, namun setelah aku terbiasa dan mengetahui tidak harus wajib membeli aku menertawakan diriku sendiri pada suatu sore, sambil duduk sendiri di depan kos.
Namun anehnya, meskipun kota Makassar telah menjadi kota metropolitan, namun setidaknya kawan mungkin ada pertimbangan yang mesti anda ketahui sedikit tentang kehidupan masyarakatnya, dalam tatanan masyarakatnya masih saja kita jumpai kehidupan yang harmonis, masyarakat kota Makassar peka terhadap berbagai efek penindasan, trauma akan sejarah masa silam masih terbawa hingga kini. Jika ada saja keputusan pemerintah yang bisa melengserkan masyarakat kaum bawah, rombongan masyarakat yang tergabung dengan beberapa mahasiswa begitu solid dalam menentang segala keputusan pemerintah yang menyengsarakan masyarakat. Dengan semgant berapi-api masyarakat dengan beberapa elemen mahasiswa seringkali mengadakan aksi unjuk rasa di depan kantor gubernur. Jika dalam pandangan kita selama ini tentang masyarakat metropolitan terasa kejam. Naumn, ternyata dimakaassr masih kental akan persatuannya. Setidaknya mengambil contoh dari perkembangan kota Makassar merupakan salah satu alternatif. Pernah sekali aku bersama teman-teman mahasiswa yang menyatu dalam Font Perjuangan Pemuda Indonesia mengadakan pendampingan trhadap masyarakat Pandang Raya, sebab tempat tinggal mereka terancam digusur oleh seorang pengusaha kakao yang ada di kota ini. Pagi itu, berdasarkan keputusan pengadilan memfonis bahwa tanah milik masyarakat pandang raya tidak memilki surat tanah akan kepemilikan mereka. Dengan puluhan aparat kepolisian diterjunkan disekitar lokasi pemukiman masyarakat pandang raya, sekitar pukul 10.00 WITA para aparat kepolisian dengan peralatan lengkap mengepung pemukiman masyarakat pandang raya, namun masyarakat pandang raya tidak merasa takut akan ancaman penggusuran yang sebentar lagi dilakukan, masing-masing penghuni memilki bukti kepemilikan tanah itu, namun apalah daya kawan, jika kasus ini dibawa kepengadilan yang kemudian dengan dongkratan uang mana mungkin di kota yang metropolitan ini kekuasaan uang tidak berlaku.
Letupan senjata peringatan telan menyebar di udara, masyarakat yang dibantu beberapa elemen mahasiswa mulai memasang strategi perlawanan dalam menghadang aparat kepolisian yang hendak menggusur mereka. Ada seorang bapak yang dengan beraninya menghalang petugas, dengan cara membatasi jalan para aparat dengan drom besar serta tangan kanan memegang golok yang siap menebas siapa saja yang melewati pembatas. Namun, sikap keberanian yang dilakukan sang bapak tak mampu memukul mundur para aparat, malahkan aparat kepolisian yang biasa dikenal dengan nama polisi Huru hara dengan persalatan yang lengkap maju selangkah demi selangkah mendekati lokasi penggusuran, ketika para aparat melewati garis batasan yang telah dibuat oleh masyarakat, tiba-tiba beberapa botol yang berisi botol bensin dengan sumbu yang ber-api, melayang ke udara menerpa aparat kepolisian. Seketika itu komando aparat kepolisian menginstruksikan kepada para anggotanya untuk melepaskan tembakan air mata kea rah pemukiman, beberapa hentakan senjata dikeluarkan aparat, masyarakat langsung berhamburan kedalam memulai strategi peperangan, pertempuran telah dimulai. Di dalam pemukiman warga begitu panic meringis kepedisan akibat terkena uapan gas air mata yang mencebur dari lobang senjata para aparat, meski panic, masyarakat tidak tinggal diam dengan peristiwa yang mereka alami, dengan berbagai macam formasi yang telah dipetakan semalam kini dilakukan, beberapa aparat kepolisian terkena kobaran api botol bensin kea rah mereka, selama 1 jam 30 menit perhelatan hebat terjadi dan belum ada yang mau mundur, aparat semakin mendekat, masyarakat semakin terkungkung kedalam, peralatan untuk memukul habis aparat kepolisian telah habis digunakan. Namun, tiada disangka tiba-tiba salah seorang mahasiswa berteriak dengan keras”rencana B, rencana B mulai……………….” Sebagian  masyarakat pandang raya bingung dengan teriakan pemuda itu bahkan aparat kepolisianpun merasa bingung dan memutuskan untuk mundur dengan alasan masyarakat akan melakukan perlawanan yang libih keras lagi. Lalu datanglah seorang pemuda dengan membawa sebol odol pepsoden memberikan kepada warga yang terkena letupan senjata gas air mata untuk segera membaswuhkan kewajah masing-masing. ternyata kawan, rencana B yang ditereiakin pemuda mahasiswa itu adalah agar masyarakat segera mengelurkan odol masing-masing agar  membasuhkan di wajahnya sehingga rasa perih yang ditimbulkan dari gas airmata itu bisa hilang, sungguh sebuah taktik yang sangat praktis dan ternyata hasil dari itu mampu memukul mundur aparat kepolisian. Masyarakat pandang raya bisa menikmati kemenangan sekarang. Efek perlawanan ini kemudian menjadi behan pembicaraan di penberitaan nasional. Dan karna perlawanan masyarakat ini, sebagian masyarakat di pelosok Indonesia mulai terinspirasi mengadakan perlawanan terhadap aparat jika terjadi penggusuran terhadap masyarakat yang lemah. Inilah salah satu keunikan kota Makassar yang metropolitan, meski uang berlaku segala-galanya di kota ini, tapi dipinggiran-pinggiran kota masih terdapat kelompok masyarakat yang sadar akan wujud keadilan.
Sekiranya, kalau kita memikirkan ulang tentang peristiwa yang menimpa masyarakat pandang raya. Sifat ke egoisan para pemodal yang mampu menguasai aparatur pemerintahan. Apakah kita tinggal diam kawan, ketika harta yang kita cintai satu-satunya hamper saja amblas ke tangan para penguasa yang hanya mementingkan kekayaan semata. Semoga diantara kawan-kawan sekalian, masih ada hati yang tersisa berhati nurani terhadap orang lemah.

Kecelakaan yang tak disangka-sangka.
Masih ingatkan sobat saya yang bernama jumadin, ia sekarang telah menyelesaikan kuliah di ilmu pelayarannya. Meski telah selesai, kini              ia merasa pusing bagaimana bisa menghidupi dirinya tanpa mengharap sama orang tua.
Malam itu ia menelpon aku untuk datang menjemputnya di rumah sepupunya yang kebetulan tidak jauh dari perusaan tempat aku kerja. Tepat pukul 20.00 WITA aku keluar dari perusahaan tempat kerjaku menuju kerumahnya narti. Dengan menggunakan motor perusahaan, aku menancap cepat motorku. Sesampainya di tempat yang telah dijanjikan, aku langsung naik kelantai dua dengan posisi kamarnya pas di depan pintu depan. Disitu aku melihat jumadin mengelus-ngelus rambutnya. Tiada salah lagi pasti ia sedang memikirkan sesuatu yang amat penting. Tapi aku tidak bertanya-tanya tentang permasalahan yang sedang dialaminya.
Sudah menjadi kebiasaan, bahkan sebuah tanda jika lagi stress yang bisa ditebak dengan mudah tentang sahabatku yang satu ini. Jika wajahnya agak suram serta wajahnya berkerut, pastilah ia memilki sebuah persoalan yang berhubungan dengan perempuan. Maklumlah, ini adalah wataknya yang sedari dulu sejak SMA.
Jumadin mengajakku ke dalam rumah sepupunya yang juga ku kenal sejak di bangku SMP namanya narti, dengan senyumnya yang masih menarik selau tertawa setiap menit ke menit, itulah narti kawan. Dahulu ia sebangku denganku saat masih kelas 3 SMP. Kemudian ia pindah ke ambon ikut orang tuanya, setelah 3 tahun berlalu kami kembali ketemu di kota Makassar ini.  Di awal kami bertemu, aku langsung tertarik, bahkan jatuh cinta terhadap dia. berulang  kali aku berkomunikasi secara rahasia dengan jumadin agar membantuku untuk jadian dengan dia. Namun, setelah beberapa hari berlalu aku menanyakan tentang urusanku yang sangat penting buatku ini. Jawaban yang diberikan hanyalah kata”mantap !, salamnya diterima”, kalau ku pikir-pikir salam kan banyak…………., ada salam yang umum berupa keselamatan, ada juga salam ehm….ehm…..(maksudku salam kekasih gitu). Aku hanya tertawa kecil-kecil mendengar jawaban balik narti melalui jumadin ini. Palingan hanya bercanda doang, aku tidak menindak lanjutin.
 Berselang 1 minggu, aku mulai memikirkan kembali tentang salam yang kukirimkan buat narti, eh……ternyata aku serius tentang ini. Segera aku SMS narti tentang perasaanku padanya, meskipun aku tahu ini tidaklah sopan namun aku berani mengungkapkan perasaanku yang terdalam selama ini padanya. Aku sudah siap menerima resiko yang akan terjadi. Tak lama kemudian, narti membalas SMS ku. Di layar HP-ku tertulis”kalau kamu memang serius terhadapku, maka datanglah kekosku jam 3 sore. So, ada juga teman yang mahu menembak aku”. Teman yang dimaksud adalah adnan yang sekarang telah menjadi salah seorang guru di kampungnya. Aku rasa ini terlalu berat buatku, sedangkan aku orangnya paling tidak suka berlomba dengan seseorang dalam memperebutkan wanita.
Lama aku berpikir, apakah aku datang ke rumahnya atau tidak. Yang pasti, aku tidak merasa percaya diri menghadapinya. Terpaksa ku memutuskan untuk tidak menghadiri. Untuk melupakan mesalah ini, aku lebih memilih menyibukkan diri di perpustakaan, membaca buku-buku yang ada berupa biografi orang-orang sukses yang selalu menjadi buku andalanku. Satu minggu berlalu, aku baru menemui narti, ternyata ia telah jadian dengan adnan. Tanpa berkata apa-apa, aku langsung mengucapkan selamat kepadanya. Meskipun, perasaan ini akan meledak dengan keras ingin mengatakan rasa sayang yang sangat tulus ini padanya. Semoga berbahagia narti, aku telah kalah, aku orangnya lemah, bahkan aku orangnya pengecut. Perasaan yang sangat membara ini terpaksa aku tahan, demi kebahagiaan yang engkau cari selama ini. Aku akui, aku mungkin tak setampan adnan serta sebaik dia. Aku mencintaimu……….,
Pada acara Musyawarah besar HIMA GULAMASTA MAKASSAR periode 2008-2010, yang bertempat di jalan Racing Center Makassar Gedung GPI. Selama dua 3 hari acara berlangsung. Sangat meriah, bahkan banyak yang sangat menikmati acara musyawarah besar ini. Selang sehari acara akan ditutup, pagi harinya sempat aku melihat narti lagi sendiri memandangi matahari terbit. Aku berani menghampirinya dan untuk pertama kalinya aku melihatnya agak berubah, mulai dari tubuh sampai kepada perilakunya. Sekarang ia telah mengenal dewasa, telah bedah jauh ketika pertama kami bertemu. Ia begitu cantik serta senyuman manisnya yang sangat imut. Aku mulai menyapa”narti, gimana kabarmu?”dengan bibir tipisnya ia berkata”aku baik-baik aja”.”gimana hubunganmu dengan adnan?”.”yah baik-baik aja, emangnya ada apa yah…..”. aku ingin sekali mengalihkan pembicaraan, tapi setiap kali aku alihkan pembicaraan selalu kembali pada posisi mengenai hubungannya. Aku tidak mampu mengalihkan pembicaraan, tanpa basa basi diiringi dengan rasa gugup aku langsung mengingkapkan perasaanku”narti, aku sungguh sayang padamu, jujur kasian, selama ini wanita yang selalu terbayang dihadapanku adalah wajahmu, aku bagitu serius menjalin hubungan denganmu, aku sungguh-sungguh sayang padamu narti”. Tahukah kawan, mendengar ungkapan perasaanku yang diiringi terbitnya matahari yang langsung menembus jendela-jendela kaca gedung GPL. Ia langsung merasa diam serta menundukkan wajah, seolah-olah merasa bersalah dan seolah terlanjur menerima adnan sebagai kekasihnya. Tidak Cuma itu, ia pun mengungkapkan, membalas suara gumam perasaanku,”ikhsan, sebenarnya aku ingin menerimamu sebagai kekasihku, tapi kamu telah terlambat, kenapa kamu tidak datang di kosku pada hari itu, padahal aku sangat mengharap kedatanganmu.”. oh tidak………,berkata perasaanku.ternyata kawan, akulah yang telah salah menilai keberanian serta perasaanku selama ini. Sebab, aku selalu dibayang-bayangi rasa cinta yang akan ditolak keras. Sudah terlambat, biarlah perasaan ini termakan waktu untuk selamanya. Aku yakin, kelak suatu saat aku pasti mendapatkan waktu serta kesempatan yang sama akan perasaan ini, namun bukan pada dirinya, tapi wanita sesudahnya. Meski aku tidak bisa lagi mendapatkannya, namun aku mengucapkan terimah kasih sebanyak-banyaknya terhadapnya. Aku telah merasa puas, ternyata ia mencintaiku kawan, namun sayang raganya tak mampu aku ambil namun 40 persen cintanya telah menjadi diriku dan 60 persen milik adnan. Menjelang pukul 8 pagi, panitia acara menyampaikan informasi agar segera berkumpul untuk melanjutkan acara.
Itulah kengan yang sempat kulalui dengannya. Hari ini aku kembali menemuinya dengan jumadin. Kami saling bercanda, rumah yang ia tempati yang terdiri atas 2 lantai ternyata banyak para mahasiswa yang mengontrak di rumah ini. Sudah hamper larut malam, kami saling berbagi, menceritakan pengalaman masing-masing, aku sendiri telah bekerja diperusahaan roti, sedang jumadin masih belum juga mendapatkan pekerjaan, tapi kuliahnya telah ia selesaikan. Disatu sisi aku senang karena mendapat gaji, namun masih khawatir dengan menyelesaikan kuliah sedang jumadin telah merasa puas telah menyelesaikan kuliahnya namun masih pusing dengan menghidupi dirinya, yang pastinya yang dilakukan saat ini adalah mondar-mandir kesana kemari atau dari kamar temen ke kamar teman.
Aku meminta jumadin agar segera pamit, karena selain malanm telah larut aku juga harus mengantarkan laptop tuti yang aku pinjam tempo hari. Setelah itu, aku langsung mengantar jumadin kembali ke tampat tinggalnya, yang tidak jauh dari kampus UNHAS(Universitas Hasanuddin). Selamat malam jum, semoga mimpi indah,ucapku padanya. Akupun menyalakan mesin motor dan bersiap pula kembali kerumah, mata telah mengantuk serta siap menyambut malam.
Pada pagi harinya, jumadin menelpon meminta izin meminjam laptopku selama sehari. Aku mengizinkannya untuk mengambilnya di kos nya tuti. Siang harinya, tuti menelpon memberitahuakn padsaku laptop telah dipinjam sama kak tam. Aku kemudian duduk bersantai membaca buku motivator yang terkenal di dunia bisnis, dan memeang sangat memberiku inspirasi dalam mengembangkan usaha roti kami. Selesai shalat magrib aku merasakan hal yang aneh, diluar dari biasa yang kurasakan, tiba-tiba aku merasa ketakutan, aku kembaliduduk di kursi halaman rumah merenung sedikit tentang kejadian apa yang akan terjadi. HP tiba-tiba bordering nyaring, segera ku angkat, suara cewek yang keluar dari spiker HP dengaqn suara yang agak lembut kedengarannya seorang wanita cantik, aku kira cewek itu hendak kenalan sama aku, ternyata ada informasi kak tam berada di UGD grestelina yang terletak di jalan Hertasning, jumadin mengalami kecelakaan sekitar jam 21.45. wah, aku kaget luar biasa, segera akuberkemas mengganti pakaian, memaksa bosku untuk ke rumah sakit pada malam itu juga.
Sesampainya di ruang UGD, aku melihat jumadin terkapar di atas ranjang darurat, hanya dengan luka cukup parah terdapat disebelah kiri kepala, dengan benturan keras mngenai aspal, pelipis mata sebelah kiri robek. Untunglah ia masih mengenal aku, anehnya kawan jumadin memintaku mendekat ke wajahnya, ia memintaku untuk mengambil uang di kantong celananya, tapi aku menolak dengan alas an bukan saat yang tepat utuk membicarakan itu semua. Tiba-tiba jumadein merasakan getara kedinginan, ia memintaku menyelimutinya dengan kain selimut. Tepat dibawah ranjang terdapat selimut yang bergaris-garis hitam dan putih. Beginilah kawan, jika anda tergolong orang miskin dan masuk rumah sakit. Dimanapun adanya. Yang jelas rumah sakit di Indonesia sangat mendekriminasi orang. Yang kaya tempatnya yang nyaman serta bersih dan yang pasa-pasan akan dirawat di tempat yang nyaman dsan menyenangkan. Aku sangat sedih melihat sahabatku ini., aku akui bahwa kehidupannya pas-pasan. Dengan ruang perawatan seadanya dokter hanya menyapu luka yang ada di kepala kemudian meninggalkannya begitu saja, selimut yang dikenakannya kelihatannya boleh dikata tak pernah dikena air dan sabun, hanya bau yang menyengat terpaksa kuselimuti sahabatku yang lagi kedinginan ini. Begitu kejamkawan rumah sakit yang ada di indoneesia, ketika hendak rumah sakit didirikan, para pendiri menjanjijan pelayanan yang puas serta rasa aman tanpa adanya perbedaan, namun setelah berdiri, rumah sakit dijadikan sebagai lading bisnis yang mampu meraut untuk yang begitu banyak. Tidak tahu nmenahu dari lingkungan mana, namun yang pasti anda punya uang. Hadirnya para dokter-dokter, masyarakat mengira akan memudahkan dalam menanggung keselamatan hidup mereka. Ketika para ahli di Tanya tenta pendapat mereka, palingan di jawab dengan nada yang sangat bangga”kalau di amerika………”. Pokoknya kaya gitulah kawan para ahli di Indonesia. Kalau orang yang menbuntut ilmu di amerika mereka menyatakan,”kalau di amerika” dan jika itu dari timur tengah pasti di awali dengan kata,”kalau di arab”, tapi anehnya masyarakat indonesia juga percaya dengan keahlian mereka, bagiku tidak ada yang istimewa loh kawan, jika kita perhatikan tenaga kesehatan sdekarang, keikhlasan itu hanya 60 persen., sedeangkan dahulu kala, tenaga kesehetan itu membantu masyarakat dengan sekuat tenaga tanpa pamrih pokoknya semampu mereka bisa. Inilah anehnya Negara kita, kita tidak boleh pungkiri itu. Sebsb, telah menjamur di seluruhnegeri kita. Negara kita telah melupakan sejarah kebersamaannya. Kita telah terliputi oleh “kebiasaan” yang membuat kita terasing tentang “kebiasaan” kita.
Satu hal yang membuatku bangga pada jumadin, ia membuatku bangga akan melawan penyakit. Ditengah luka yang dideranya ia berusaha untuk bangkit serta memegang tanganku. Ia tak ingin merasa lenah dihadapan siapapun. Malam itu di rumah sakit, ia ingin berjalan tapi aku melarangnya untuk bangkit dari tempat tidurnya. Kemudian keluarga jumadin datang membesuk dirinya, langsung memasuki ruang UGD serta berkonsultasi dengan dokter setempat. “perawatan di rumah sakit ini tergolong mahal, jika pasien dirawat disini maka anda siap mengeluarkan 1 juta dalam satukali perawatan”ucap sang dokter. Keluarga jumadin meminta pasien untuk dirujuk kerumah sakit yang lebih murah. Dokter pun sepakat dengan keluarga jumadin, sebab dokterpun belum mengambil tindakan terhadap pasien jika keluarga belum memberikan  memutuskan. Seketika itu dokter langsung membuatkan surat rujukan agar jumadin dirawat kerumah sakit yang ekonomis. Kami memesan sebuah taksi, sebab mobil ambulan juga tergolong mahal di rumah sakit ini. Ketika taksi udah di depan ruang UGD yang tak jauh dari tempat pemarkiran taksi, aku langsung kedalam taksi memegang kepala serta badan jumadin yang lemah. Darah yang terus keluar membuatku takut akan kondisinya yang semakin melemah. Untunglah rumah sakit yang dirujuk tidak terlalu jauh. Kami memasuki rumah sakit yang sedikit benuansa Islami. Hatiku begitu s4enang ketika mamulai memasuki pelatarannya, di depan ruang UGD terdapat bangunan masjid yang indah dihiasi dengan tanaman-tanaman indah kehijauan dengan sedikit kembang-kembang merah menghiasi pinggiran masajid. Ketika taksi sandar di depan ruangan UGD terlihat 4 perawat rumah sakit yang siap menjemput kami. Sopoir menghentikan kendaraannya, bertanda telah tiba di ruang UGD. Aku membuka pintu taksi, 4 perawat tadi segera mewmbantu mengangkat jumadin ke rangjang pasien beroda empat, kemudian jumadin digiring kedalam ruangan pasien. Mungkin kami tergolong orang yang tak mampu, jumadin hanya ditempatkan keruangan yang tidak memiliki penutup kamar apa-apa. Ia dibiarkan terlentang di atas ranjang pasien tanpa penutup apa-apa, angin malam menghembus badan jumadin yang waktu itu mengelegar kedinginan. Rumah sakit bernuansa Islami dengan masjid yang megah, membuatku terhanyut dengan keindahan aku kira akan sejalan dengan perawatan terhadap pasien serta bernuansa Islam yang selalu menghargai unsur kemanusiaan ternyata disini tidak halnya demikian. Jika memang rumah sakit ini bernuansakan Islam, maka pastilsh sahabatku ini tidak ditempatkan ditempat terbuka seperti ini. Sungguh malang nasibmu kawan, memang udah beginilah takdirmu sekarang. Melihat kenyataan ini, aku hanya berusaha mempertebal iman, semoga aku tidak mengalami nasib yang sama. Aku memang pernah mengalami kecelakaan yang sama tapi terjadi dikampungku. Walau hanya pengobatan traditional, namun yang merawatku sangat  bertanggung jawab akan keselamatanku dan hasilnya lebih baik dari perawatan rumah sakit. Pengobatan dikota besar harus diakui adalah pilih kasih. Walau pemerintah memprogramkan pengobatan gratis bagi yang tak mampu, tapi perawatannya bagai bumi dan langit, hanya yang memiliki uang banyak yang dapat dirawat secara baik namun jika tadak memiliki uang prosesnya akan lambat dan bisa-bisa mengancam keselamatan pasien. Jika anda dari keluarga pas-pasan, ketika sembuh, maka anda akan dimasehati”kesehatan anda udah pulih, maka jagalah kesehatan dengan baik serta makanlah makanan yang bergizi”, jika anda adalah orang yang mampu pasti sepakat dengan hal demikian, laim halnya anda pas-pasan kawan, jangankan makan yang bergizi tiap hari, mencari sebiji makanan yang bergizipun butuh waktu berjam-jam bahkan nyawapun terjadang dipertaruhkan. Maka berpikirlah dua kali bagi yang lkeadaan ekonominya pas-pasan untuk memasuki rumah sakit, sebab terkadang nyawa anda bisa terancam disana.

Keputusan yang tertunda
Dalam kesempatan ini aku ingin mengatakan hal yang penting yang menurutku wajib anda miliki. Uraian cerita ini akan membeberkan segalanya akan kegundahan kehidupanku yang nendalam.
Tuti dengan nama asli astuti, adalah kekasihku yang aku cintai. Ia selalu memberiku inspirasi dalam menjawab teka-teki dunia. Dikala aku merasa benci terhadap dunia, ia selalu berada di depanku. Kebaikan yang selama ini dia curahkan padaku membuatku bingung akan membalasnya dengan apa. Tak jarang jika aku duduk sendiri dengan dihampiri sebatang rokok, tanpa disadari air mataku menetes menembusi aurah bumi. Sempat aku berpikir, jikalau memang tuti ini adalah diriku maka betapa bersyukurnya aku terhadap yang kuasa. Semaoga kami selalu bersama dalam mejawab segala tantang dunia. Berpikir positif aku selalu curahkan padanya, perasaan sayangku tak mampu kuungkit dalam sebuah ucapan lisan untuk ia mendengarnya. Telah lama aku membutuhkan waktu yang tepat untuk mengatakannya. Namun aku mengerti, itu takkan pernah terjadi, sebab cinta kami bukanlah lahir mengikuti alur waktu dalam dunia tapi ia akan selalu kehidupan. Pengalaman yang kulalui selama ini sudah cukup membuatku mengerti tentang perjalanan hidupku bahwa 1 ditambah dengan 1 menghasiolkan 2. Meski keputusanku ini adalah bisa dikatan tertunda, namun suatru saat pasti dimengeri serta dunia mampu memegangnya serta mempercayai diriku bahwa keputusanku tidakkan pernah berubah.
Jika aku sudah gajian, aku tidak tega menghabiskan uangku sendiri. Sesegera mungkin aku langsung mengirimkan pesan singkat padanya. Yang berisi”sebentar sore kamu siap-siap, entar lagi kita pergi belanja”. Dia tidak banyak meminta dariku. Jika pikiran oleh karena aku adalah seorang anak pengawas SD yang punya cukup uang saku, maka itu adalah salah. Ia mencintaiku selama ini karena ia memang saying padaku. Tiap malam aku lalui tanpa pernah melupakan ia. Jika tak mampu bertemu dalam sehari palingan aku mengirimkan pesan singkat menanyakan kabarnya.
Jika dalam krisis keuangan menimpaku, aku selalu memberatkan dia. Segera aku meminta uangnya. Padahal aku tahu sendiri ia sangat butuh uang, sebab ia kuliah memngambil jurusan keperawatan dan tentu membutuhkan biaya yang banyak.
Aku tidak akan menunggu dirinya sampai menyelesaikan kuliahnya, selama ini aku tidak terlalu memikirkan kuliahku bahkan menyelesaikannya. Aku pengen menyelesaikan kuliahku bersamaan, meski aku harus menunggu 3 sampai 4 tahun lagi. Aku tidak takut kehilangan jata atau kehabisan umur di bangku kuliah hingga tak dapat jata PNS, namun aku yakin bias dan pasti bias membiayai hidup, yah tentu bekerja keras sampai tenaga ini berhenti bekerja sampai menanti kebijakan tuhan tentang diriku.
 NDK I
NDK 1 adalah sebuah tahap kedua dalam pengkaderan Front Perjuangan Pemuda Indonesia setelah Pra NDK. Kegiatan ini anda bias ikuti di Front Perjuangan Pemuda Indonesia atau biasa disingkat dengan FPPI. FPPI memilki jaringan yang sangat kuat di seluruh Indonesia. Berbagai permasalahan yang menyangkut perkembangan Global, Nasional serta Lokalitas selalu menjadi pembahasan dalam Organisasi. Organisasi ini didirikan oleh segolongan pemuda yang terdiri dari beberapa Organisasi yang merasa prihatin dengan situasi serta kondisi Indonesia dewasa ini.
Orang ataupun kelompok lainnya, bukannya mengesampimngkan, terkadang membaca situasi Indonesia hanya dari sisi lokalitas saja. Padahal situasi yang terjadi di Indonesia tidaklah terlepas daripada konteks ketertindasan yang tak terlihat akibat pengruh kekuatan modal asing yang menggunakan ekonomi sebagai kekuatan untuk menjajah. Inilah kondisi yang melanda negeri kita Indonesia. Banyak para masyarakat yang merengek-rengek meminta belas kasihan dari para pemimpin namun mhanyalah setetes air liur yang keluar dari penguasa yang sengaja diberikan untuk mengisi perut para rakyat. Kita hanya bias merengek kawan, sampai kapanpun. Untuk menjadi ilmuan agaknya terasa sulit bahkan sangat sulit jika di negeri ini. Bahkan kita harus merengek ke negeri tetangga dengan status pertukaran pelajar, yamg kemudian menjadi harapan menjadi seorang ilmuan, padahal kita dijadikan sebagai pekerja dengan merancang ataupun merakit berbagai bahan yang sudah ada dengan gaji yang tinggi. Yang anehnya, ilmuan kita di Indonesia merasa cukup jika telah mampu membiayai keluarga nya dari segi financial jika itu telah diraih maka cukuplah bagi mereka mengembangkan pengetahuan. Palingan duduk di rumah atau mengabdi pada sebuah institusi tertentu sebagai dosen hingga menjelang usia tua.
Teman-teman saya yang telah menyelesaikan kuliahnya, tidak jarang aku menemukan mereka masih aja berkeliaran dikampus, dengan membantu-bantu pihak fakultas mengurus administrasi para mahasiswa. Teman-teman saya terlihat sibuk, mondar mandir kesana kemari, dari rungan dekan kerungan jurusan. Pokoknya minta ampun deh kesibukannya. Terkadang aku hanya mengelurkan sebatang rokok sambil duduk memperhatikan teman-temanku yang sibuknya minta ampun. Oh tuhan……………………………………..,teman-teman aku inikan orang-orang yang tergolong cerdas di kampus semasa kuliah, nilai-nilai mereka, wuhhh………. Hamper mendekati 4,0. Sedangkan aku sulit dimasukkan dalam golongan apa. Bodoh, sedang, atau cerdas, pokoknya aku bingung memberikan penilaian pada diriku sendiri. Tapi, teman-temanku ini mau juga yah menjadi “tukang suruh” disini, pikirku. Kalau saja mereka mau mandiri mungkin mereka bisa mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki. Jika aku bertemu dengan mereka palingan aku hanya tersenyum, namun jarang mereka tersenyum manis padaku, palingan mereka menganggap aku adalah mahasiswa yang dungu, sebab kuliahku sudah mau mencapai tujuh tahun belum juga aku selesaikan bahkan terancam “Drap Out”. Namun setidaknya, aku belum berpikir cepat-cepat kerja. Jika aku cepat menyelesaikan kuliahku palingan ayahku menyuruhku meng-honor di salah satu sekolah di kampungku. Aku ingin menjadi ilmuan kawan, ini harga mati. itulah cita-citaku. Aku ingin menjadi salah seorang filosof yang selalu bijaksana. Jika saat ini aku belum bisa menjawab untuk menjadi seorang ilmuan atau seorang filosof setidaknya aku berusaha setahap demi setahap untuk bias mencapai itu semua. Aku ingin mendewasakan diri serta jiwaku, aku merasa belum mampu menghadapi segolongan masyarakat dalam memberi petunjuk dan membimbing mereka. jika hanya empat tahun menjalani masa kuliah palingan aku akan menjadi hamba atau sampah dalam masyarakat serta membodohi mereka dengan title yang aku junjung. Yang pastinya, dengan setengah-setengah pengetahuan yang kumili, maka perkembanngan sosialpun akan setengah-setengah perkembangannya.
Untuk itu, dalam kesempatan NDK I aku ikuti. Kegiatan ini berlangsung di tahun 2009 menjelang 2010 tepatnya di bulan desember. Malam itu aku dan beberapa kawan-kawan FPPI termasuk pimpinan kota, lagi mendiskusikan tentang persiapan keberangkatan besok. Tempat yang kami akan tepati dalam NDK I nanti adalah di Sulawesi Barat, Mamuju daerah Rangas yang terletak 3 km dari Ibu kota SULBAR. Kami berangkat dari Makassar pukul 13.00 dengan menggunakan mobil PIPOS menuju terminal. Hanya dengan 1000 rupiah kami tiba di terminal. Sesampainya kami di terminal, salah seorang dari teman kami, yang juga asli dari Mamuju mencari BUS yang akan menjadi kendaraan untuk kami kesana. Jam 09.00 kami bertolak dari terminal dan Mobil Bus yang kami tumpangi menuju ke SULBAR. Provinsi yang sebelumnya aku belum kunjungi. Sepanjang perjalanan aku memperhatikan pemandangan yang begitu indaah. Rumah yang berjejer-jejer yang tiada putusnya, gemerlapan malam yang dihiasi dengan lampu-lampu perumahan yang berwarna-warni. Sungguh luar biasa kawan. Sekitar pukul 02.00 dini hari aku terbangun, sebelumnya aku mengantuk akibat kelelahan sebelum ke terminal siang tadi. Aku mengira mobil yang kami tumpangi telah tiba di tujuan, ternyata ia singgah disalah satu warung kecil yang menjual berbagai makanan ringan(snack). Aku hanya membawa uang pas-pasan. Jadi seadanya saja aku membeli guna mengisi kekosongan perut. Aku sangat dan bahkan benar-benar menyadari, dalam perjalanan panjang harus benar-benar irit, bukannya kita pelit melainkan perjalanan masih panjang dan butuh menahan diri daalam berbelanja. Perjalanan kembali dilanjutkan. Perasaan ngantuk tiba-tiba aja hilang. Aku memperhatikan pemandangan tebing-tebing serta jurang-jurang yang tajam dipinggirang jalan. Di daeah mamuju sungguh sangat alami masih diselimuti hutan yang rindang dan indah di pandang, ini adalah pemandagan yang tiada duanya bagi saya. Sesekali aku memandang gunung yang tinggi menegak dengan banggaanya. Mobil bus yang kami tumpangi dengan kecepatan tinggi membelah bukit yang indah, dengan suara yang mengaung-ngaung. Terus membela pegunungan serta membela gemerlap malam. Disekeliling kami terbentang sawah nan hijau sepanjang perjalanan. Adapula pinggiran laut yang menambah elok wilayah sulbar. Laut memecah dipinggiran pantai, hemntakan gerumuh ombak memecah pada dini hari sangat terasa. Sesekali kami menyaksikan satu sampai dua nelayan baru saja pulang melaut dengan mengangkat hasil tangkapannya di pikul. Di ujung penglihatan, tergambar ribuan kelelawar bergelantungan di atas pohon nan rindang. Pokoknya segala keajaiban terpampang disini. Banyak hal yang belum pernah kusaksikan disinilah aku baru merasakannya. Mulai dari pemandangan sampai hal-hal diluar dari pada kesadaran dalam hal ini berbau mistikal. Terutama pada waktu kami melewati perbatasan antara sulbar dan sulsel hawa yang ditimbulkan berlainan, bahkan aku bias katakana sulbar kental akan ajaran Mistikalnya.