Kamis, 22 September 2011

BUTON TENGAH,apakah sebagai solusi atau sebagai Problem



“Bolimo karo somanamo Lipu”

Perubahan, kesejahteraan merupakan sebuah harapan yang di idam-idamkan oleh penghuni semesta khususnya kab. Buton. Layaknya sebagai tatanan yang ideal yang coba diberikan oleh pemimpin kita hari ini merencanakan yang terbaik bagi seluruh masyarakatnya. Perubahan tatanan yang sejak berdirinya kab. Buton sebagai Daerah otonom memberi harapan kepada seluruh mesyarakat untuk bangkit dari keterpurukan dan kungkungan masyarakat tradisional dan masyarakat feodal yang coba memasuki era modernisasi sejalan dengan abad 21. Berbagai bangunan didirikan sejak awal pembentukannya  sebagai symbol perubahan dan  pembangunan yang jangka panjangnya akan meniti ke dimensi-dimensi baru yang menyangkut kebutuhan masyarakat. Jika kita kembali membuka lembaran peradaban perjuangan para leluhur kita, perjuangan rakyat buton dalam menghapus segala penjajahan serta pembodohan itu kemudian ditata dan  selalu diutamakan dalam menata perubahan social dalam masyarakat. Dengan tatanan Negara yang sistematis dan terarah dalam menentukan arus perubahan social itu dijalankan dengan kejujuran dan tingkat keimanan yang tinggi.
Pertanyaan kemudian yang muncul dalam era ini adalah, apakah tatanan masyarakat buton yang kita rasakan itu telah sesuai dengan keinginan serta cita-cita yang coba kita impikan selama ini?. Secara empirik tak bisa kita pungkiri berbagai pembangunan fisik telah hampir merata dalam daerah kita(meski pembangunannya mengandung sujumlah kontroversi dan pertanyaan dalam masyarakat). Sejalan dengan itu pemilihan kepala daerah yang baru saja berlangsung berjalan dengan sukses. Kesuksesan itu kemudian mendorong pula kepada arah kemajuan daerah selanjutnya dengan adanya issue tentang pembentukan buton tengah yang lagi ganas-ganasnya mendemam diseluruh antero masyarakat kab. Buton.
Secara garis besar, perpolitikan di kab. Buton dewasa ini belum mencapai kematangan. Politik secara sederhana merupakan sebuah langkah menuju kepada kesejahteraan yang menjadi tujuan utamanya. Fakta di lapangan ternyata tidak menggambarkan demikian sehingga tejadinya cagut marut pada pemerintahan kab. Buton. Yang mengherankan lagi masyarakat  menjadi sebuah pion-pion catur yang tak tahu menahu apa-apa dalam peristiwa yang menyangkut konstitusinya. Padahal rakyat merupakan tumpuan serta titik focus utama dalam mengelolah pemerintahan, yang terjadi malah bukannya rakyat yang menjadi titik focus dalam perubahan melainkan lawan perpolitikannya yang menjadi titik focus, yang masih menyimpan dendam dan harus dibereskan. Sebenarnya, banyak para aktifis muda yang coba memberontak dengan sikap para pemerintah kita, namun lagi-lagi dengan adanya politik uang  yang lagi melanda para pelajar di negri kita telah menggorogoti iman mereka sehingga terjerumus kedalam dosa social yang sengaja diciptakan oleh pemerintah daerah sendiri.
Tatanan pemerintahan kabupaten buton secara struktur tata Negara masih utuh dan alami bahkan belum tersentuh, namun secara teori pengetahuan tatanan pemerintahan kita telah hancur berkeping-keping. Terjadinya disintegrasi dalam tatanan masyarakat itu memang riil adanya. Meski pemerintah daerah kita mencoba menutup-nutupi keadaan demikian. Jangan pernah bertanya kenapa mesti demikian, karena itu hanyalah pertanyaan konyol yang telah manjadi konsumsi wacana masyarakat kita. Entah budaya apa yang sedang dikembangkan oleh pemerintahan daerah sekarang dengan pemikiran serta iman yang kotornya. Agama, budaya, serta symbol-simbol yang lain telah menjadi alat hegemoni serta idiologi politik dalam mempertahankan status quo-nya. Yang jelas persetan amat dengan masyarakat, toh mereka tak mampu dan bodoh(tidak mengenal konstitusi), palingan dengan ditawari dengan PNS mereka udah puas. Yang jelas bodoh amat mikirin rakyat.
Kebijakan para birokrat, dengan rencana dibentuknya Buton tengah telah menjadi konsumsi informative masyarakat ,yang tak Asing lagi di telinga. Marilah berpikir sepintas,merupakan sebuah solusi dalam mengatasi perubahan social dalam masyarakat. Bahkan mampu menyerap sejumlah tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Dengan terjadinya buton tengah, artinya akan terjadi daerah otonom serta keungan dan pemerdayaan sumber daya alam yang mandiri. daerah mampu mengembangkan dan mengelolah nya yang nantinya akan dinikmati seluruh masyarakat. Dalam benak, hiruk pikuk kegembiraan masyarakat sebentar lagi akan meledak mengingat hal itu menjadi sebuah harapan dalam mengatasi tatanan social masyarakat kabupaten buton pada khususya. Akan tetapi, apakah para pembaca tidak pernah berpikir bahwa jika terjadi pemekaran nanti orang-orang birokrasi yang dahulunya telah memcederai amanat rakyat, kini kembali menguasai itu. Sesungguhnya pembentukan buton tengah dapat dikatakan sebagai”TELAH DAHULU PETA DARI PADA PULAU”. Saya kira emang demikian halnya, mengingat pembentukan buton tengah belum terjadi. namun, bupati, wakil bupati serta para aparatur pemerintahan itu sudah ada. Kan ini aneh…….?yang lebih para lagi bagi-bagi jabatan itu telah diatur yang disertai dengan pangkat-masing-masing. Dan anehnya lagi nih…………..,jika terjadinya pembentukan itu akan diikuti oleh orang-orang yang telah berkepentingan pula dan orang yang sama pula yang mengaturnya. Sungguh pupuslah sudah harapan masyarakat, yang tadinya anggaran pembangunan untuk kemajuan daerah harus masuk ke kantong para birokrat yang kalau lebih keren di istilahkan dengan “anggaran proyek pembangunan”. Kira – kira kalau kita itung-itung. Berapa yah uang proyek  yang dianggarkan oleh pemerintah pusat dalam membentuk otonomi daerah? Dan berapa yah uang yang masuk di kantong para birokrat?. Rakyat yang setengah mati bekerja dan berupayah dan membayar pajak, yang tanpa sadar itu merupakan uang hasil keringat mereka , itu kemudian telah dimanfaatkan untuk mempertahankan status quo para penguasa kita. Aduh……………….., sungguh sial jika menjadi korban politik kepentingan.
Pembentukan buton tengah mesti kita pikirkan ulang, apakah pembentukan buton tengah memang tulus demi kemajuan serta kemakmuran rakyat kabupaten buton ataukah pembentukan buton tengah, itu terbentuk karena adanya sarat kepentingan di dalamnya serta karena adanya kekecewaan karena rival politiknya tempohari yang membuat ia kalah dan tarjatuh dari mimbar perpolitikan. Buton tengah haruslah diiringi dengan perkembangan basis struktur serta supra struktur dalam masyarakat. Antara supra struktur dan basis struktur meski saling mendukung. Yang tanpa dibayangi oleh tangan-tangan yang tak terlihat(para anjing-anjing birokrat). Yang dilandasi dengan iman dan karakter merakyak yang tidak menjadi seolah-olah hero dalam rakyat melainkan orang yang benar-benar dirinya adalah bagaian dari rakyat.

Mendidik Rakyat Dengan Pergerakan”
“Mendidik Penguasa Dengan Perlawanan”

Para  RAKYAT bersatulah, demi kamajuan daerah kita. Karna Cuma rakyat yang mampu mengubah dunia serta menafsirkannya.

FRONT PERJUANGAN PEMUDA INDONESIA
KABUPATEN BUTON

IHSAN A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar