Selasa, 29 November 2011

gu tersayangQ. dimanakah dirimu???

ada org yg diusir dri rumah hanya krn beda warna, ada org yg diputuskan aliran listrik hanya krn beda warna, dan ada pula yg mengelompokkan dirinya hanya krena titelnya.
orng di atas tertawa dan tersenyum lebar melihat pertikaian kita hari ini, sedang kita berhadapan dengan beribu-ribu persoalan yg ri il di tengah medan. kehidupan di gu ibarat kandang/ wadah tempat pertarungan "sabuk ayam".
orang yg tak mau pusing memanfaatkan kekayaan orng tuanya untuk bersenang-senang dan menganggab hidup baik2 saja. ketika ia menyadarinya(kenyataan), iapun sadar bahwa "suatu saat kita akan sendiri-sendiri" juga. untuk tetap mempertahankan hidup tdk ada jalan lain selain memanfaatkan BANK sebagai wadah meminjam uang tuk mencapai dunia pentas birokrasi atau menjadi pekerja di instansi pemerintah.
kalaupn ini adalah sebagai tujuan akhir, gmn nantinya orng2 pengganti kita. tidakkah kita sedikitpun memikirkan generasi sesudah kita???
apa yang hendak dipersembahkan, jk ikan sdh tak mau lagi membuang napas di daratan kita, jika jambu tak mau lagi menebarkan senyumnya jika sdh tb musim, apa yg hendak dikatakan penerus tumbuhan buah-buahan jika ayah dan ibunya tanaman skrg dia belum menikmati kematangan buahnya ia sdh dicuri,>.
apapula yg akan dikatakan sebiji pasir dan tanah wae gu kalau sekarang ia dicampakkan serta ditanami fondasi2 rumah. sedang tanaman yg menjadi hak untuk tempatnya tak diberi kesempatan.
sesungguhnya kawan, dimanakah pahala itu???, 
yang kita lakukan sekarangkah ataukah memang yang dikatakan orang2 bahwa akan dibalas dengan surga. namun bukankah wujud jiwa ini serta bentukannya kedepan tergantung dengan yg kita lakukan sekarang. 
bertanyalah sekali lagi tentang dirimu, kenapa aku ada di bumi, berkembang, dan akulah yg diutus dimuka bumi setelah melewati beberapa seleksi jutaan sperma.
apakah selamanya aku menjadi budak tertawaan birokrasi????. oh sungguh menyedihkan.
tanyalah kembali dirimu kawan, sungguh tak menyenangkan jika :, kos, kampus kos, kemudian bekerja mengikuti alur penguasa bengis, itu yg diceritakan pada anak cucu.
sungguh tak menyenangkan pula menciptakan sesuatu yg sdh ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar